Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Monolog 15: Agama

9 Juni 2021   02:10 Diperbarui: 9 Juni 2021   02:12 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Monolog 15: Agama

Fia, apa pandanganmu tentang agama ?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat kemanusiaanmu? Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat asal dan tujuanmu?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat asal dan tujuan perbuatanmu ?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat penciptaanmu ?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat jiwamu ?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat kehidupanmu ?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat kematianmu ?
Apakah dengan engkau beragama, engkau telah memahami hakekat penyembahanmu?

Anakku, sederet pertanyaan ayahmu itu, masih akan berderet-deret lagi. Setelah engkau
mampu menjawabnya, cobalah engkau ganti kata "memahami" itu dengan kata "merasakan".
Lalu berikutnya, kau ganti lagi dengan kata " menghidupi ". Dan seterusnya, hingga engkau menemukan apa itu hakekat agama.
Disini, ayahmu hanya memberikan garis besarnya saja, bahwa agama itu adalah bagaimana engkau memperlakukan hakekat dirimu. Bahwa agama itu adalah bagaimana engkau memperlakukan perjumpaanmu, memperlakukan semestamu. Dan bahwa agama itu adalah bagaimana engkau memperlakukan kesunyian dan kasunyatanmu. Dan bahwa agama itu adalah dirimu; bukan yang engkau katakan, serta bukan pula yang engkau pamerkan kepada lingkunganmu. Sedangkan kejujuran, keadilan, dan hukum sebab-akibat dari hakekat perbuatanmu itulah kualitas agamamu, kualitas dirimu, kualitas semestamu.

Anakku, ketahuilah bahwa agama bukanlah suatu titik, namun suatu gelombang, suatu
proses real menuju yang maha etik, maha mengharukan dan maha sunyi, maha kosong, maha suwung, suwung dari pamrih, suwung dari kebiadaban.

Fia, anakku, sayang, cobalah renungi puisi ayahmu di bawah ini:
 
sepisepisepi !
 
sepi di langit sepi di bumi sepi di rumahMu
sepi di gunung sepi di laut sepi di pulau
sepi di rumput sepi di bunga sepi di danau
sepi bercakap sepi berpeluk sepi menikam
sampai dalam, dalam laguku
sepi malam sepi kupu-kupu terbang
menghilang
kuhalau sepiku sambil memunguti
sepiMu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun