(biar sajak yang menyopiri)
pada sobekan kertas aku menulis puisi
dari pojokan kursi bus yang laju
kencang sekali  tembusi
udara pandemi
karena tak ingin aku menjadi ngeri
kutegur sopirnya agar berhati-hati
tidak ugal-ugalan dan ngawur sekali
eh, malah tambah nancap gaspol
sambil ketawa-ketiwi
karena ku kesal sekali
kuteriakkan kata-kata ini:
hai para penumpang
ayo kita ganti sopir yang ini!
biar sajak yang menyopiri
setuju?
setujuuuuuuu....!!!
(smile 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H