(Ke Sumber Alasan Terciptanya Debu)limau bayanganmu berseliweran menciumi keringatku
desirkan desau dosa ke dalam desa desa sunyi tubuhmu
menuntunku melorongkan candi  ke  sumur kerucut
di sudut tiup pucuk cemara putih condong ke kabut
kita bertiga sempat berbincang tentang rembesan air
di lumut candi kalasan yang dindingnya abu-abu
menampakkan gelap asap desah rongga lelayu
saat mi'raj ke sumber alasan terciptanya debu
sambil mendongakkan luka nganga di lehermu
engkau memintaku agar tetap mendegupkan
jantungmu yang menurut keyakinanmu
itu akan menjadi jalan kita menuju temu
dan kita berdua akhirnya meninggalkan
dia sendirian di perbatasan tempat
menghilangnya waktu
desirkan desau dosa ke dalam desa desa sunyi tubuhmu
menuntunku melorongkan candi  ke  sumur kerucut
di sudut tiup pucuk cemara putih condong ke kabut
di lumut candi kalasan yang dindingnya abu-abu
menampakkan gelap asap desah rongga lelayu
saat mi'raj ke sumber alasan terciptanya debu
engkau memintaku agar tetap mendegupkan
jantungmu yang menurut keyakinanmu
itu akan menjadi jalan kita menuju temu
dan kita berdua akhirnya meninggalkan
dia sendirian di perbatasan tempat
menghilangnya waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H