(jalanmu pulang)
entah  apa kah itu engkau atau bukan
yang gemetar berdiri di pinggiran jalan
gelisah sedihmu sedang  berkejarkejaran
bersama debu yang nyusup redup pandang
pilu kelam diammu neteskan kuyup linang
ku tak kuat menatap
sekuyu itu sendu wajahmu
ku tak kuat menatap
pekat jelaga alis di tangismu
ku takut  kau tutupi
jalan desah rindumu sendiri
ku tak mau kita henti
saling  sulam menyulami
melipati keindahan yang ini
membumbung suwung
tanpa sarat janji janji
antara kosambi cicadas napasku panas
kuyakin yang kemarin berdiri itu kau rhei
keringkan caringin dinginmu cemas
sambil kausongsong keramaian jejal kesal lemas
sejuta remuk amuk bunyimu nyaring keras
dan dayabenci lunglaimu kapankah kan impas
jika dendammu terus kaupanggang tan lepas
selepas senyummu sirna api di matamu meratapi bekas
sebelum kaupinta lagi hutang lukamu tan lunas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H