Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kekasihku Anti Puisi

27 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 15 April 2021   21:38 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


(kekasihku anti puisi)


di sepanjang pesona lukamu
ku balutkan puisi demi puisi
yang sebenarnya bukan puisi
tapi  20 tabir rasa yang kita
tampung dengan kata biasa
dengan wadah  bahasa suka

kau menolak dan
menggantinya
dengan sajak 

di musim musim langka bicara
masa masa paling sulit kita
untuk  mencari cara
mempuisikan  lara
mendesak kata
berucap cinta

kau menolak dan
menggantinya
dengan sajak

di sepanjang rinai tawamu
kian mengering jelaga cinta
yang  pertama kali hidup nya
ada di tebing tebing paling curam
bahasa tubuh mu yang melenguh
karena senang mu maka kau taruh
abad yang  melepuh  dimana rindu
dengan mudahnya akan bisa tumbuh
dan  disitu puisi kita juga bisa tumbuh

kau menolak dan
menggantinya
dengan sajak

masih ingatkah ketika kau
berlarilari kecil mengitari
luka tawa mu sendiri
dan diam diam kaulepasi
semua lengang genggam
di tanganku
bukankah
di atas kegamangan pilu
tlah kusuruh engkau lekas menyatu
dan saling berpegangan pada puisi
agar  saat di awang puncak arsyi
tapak kita dapat mendahului
jejak terbangnya radjawali

kau menolak dan
menggantinya
dengan sajak

di langit jingga di ufuk tepi
sebelum mendung pagi
kuajak engkau kemari
karena semua yang
berbentuk sunyi
akan  berubah
menjadi bunyi
serupa puisi

kau menolak dan
menggantinya
dengan sajak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun