Â
(lagu pemanggil api)
berawal dari kampung mahmud dan kerupuk segede kipas penganten,
kuisi dulu perutmu dengan ketan bersambal comro
agar kamu tak merajuk minta pulang kembali,
sebelum kita menghadap qodir
tapi selalu ada saja alasan untuk melewati sulaiman malam malam
agar sepi sungai menumbuhkan kebun bambu,
kemudian melubanginya menjadi seruling
alasanmu hanya satu, ingin menuliskan sebait lagu
aku ketawa, kembang api mu pun nyala!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!