(seperti yang sudah sudah)
kemana perginya
lorong panjang sejarah
yang meliuk dan menari
menanggalkan jingga hari
kisah kisah selalu diselipkan
ditenggelambenamkan
dibalik debu amarah
diseret ditarik seperti terompah
yang enggan mengintimi tanah
karena asik menggali
liangnya sendiri sambil bernyanyi
menimbun sedih dengan rintih
tapi rintih mu tak bakal lekas berhenti
sebelum terjual semua gemerlap sepi
oh, kemarikanlah
sobekan luka pada surat mu
yang belum sempat kautulisi
dengan alamat takdir perantau
seandainya kemarin temaram
maka matahari akan nyenyak
dalam kibasan rambut emas mu
yang telah terdulang di sela
sela semak batu
meski kau mengaduh
waktu rindu tak surut gemuruh
walau dihimpit gembira tubuh
pada mu sungguh ada pada mu
ceceran cerita cerita indah lalu
yang terus bertalutalu
terngiang tak lekas lalu
tapi seperti yang sudah sudah
angin datang tak membawa arah
senyum mu tertinggal sudah
di paling ujung lorong sejarah
di kalender yang kehilangan angka
tak pernah kautulisi penanda cinta
tapi seperti yang sudah sudah
aksara ditumpuk begitu saja
tak sempat kau eja
engkau selalu
terburuburu
mengabaikan
rindu
ketika semua belukar menjelma sepi
kau tidak mengajak ku bernyanyi
pun tak mengulangi mimpi
tapi seperti yang sudah sudah
kau hanya menari dan
memamerkan “pergi”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H