(soreang naik...)
setelah seharian
dan
seperempat malam
di kebun teh nan beku
engkau mencoba jaketku
sambil ntertawai anak telaga
engkau bilang:
“bams,
aku ingat jaket tentara kesukaan ayahku...”
(soreang turun...)
bersama kabut kita turuni jalanan malabar
curam sempit berliku memburam kelam
engkau tempelkan gemetar cintamu
dijantungku
jarak empatpuluh kilo rindu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!