pipi my baby
ketika dia lalai menjaga pipi kirinya
tanpa babibu pipi kanannya pun dalam sekejap tlah jadi milikku
setelah kubelikan baju di pasar baru,dia terus menggelayut dipundakku
sambil dia bisikkan kata, mirip jeritan unik lagu-lagu tompi
bams,ini semua milikmu,dua puluh tahun sudah lelah kujaga,kini kaulah penjaganya
dan aku hanya tersenyum saja sambil menghitung sisa-sisa uang di dompetku
lewat jalan dewi sartika dia meminta tato bergambar  iguana
dengan punggung duri diwarnai hijau dan lidah menjulur ditulisi cinta
kubilang padanya, rhei, apa nanti kata pujangga
cinta bukan untuk dituliskan, tapi musti dituntaskan
hingga samudra mengering atawa mentari bertukar posisi dengan rembulan
kita tunggu saja bijih kopi yang kita tanam tumbuh menjadi melati
lalu diam diam dia menggambar  benci di sepanjang jalan suci
menghidupkan mesin mesin luka meramaikan desa desa di cicalengka
dengan tergesa dia  mengganti  arah angin dengan  putaran jam
sambil  terengah dia cuma bilang
memang betul kamu bams, malam ini juga cinta musti kita tuntaskan
tak percuma  bijih kopi  yang siang kemarin  kita semaikan
karena sekarangpun dia sudah tumbuh  menjadi melati sejati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H