Ide awal dari murid-murid mengilhami pembentukan program ITS yang sukses. Meskipun mengalami kendala dana, kreativitas dan kerja keras murid-murid serta dukungan dari Pak Tegas memungkinkan program ini tetap berjalan. Dengan menyediakan jasa service komputer sebagai langkah awal, murid-murid dapat mengumpulkan modal untuk mengembangkan program lebih lanjut. Ini menunjukkan betapa pentingnya memberdayakan suara dan pilihan murid dalam menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan inovatif.
Situasi 8 : Pilihan
Dari situasi ini, kita bisa menyimpulkan bahwa inisiatif seperti pasar tradisional senin legi di Bank SALAM mencerminkan pentingnya memberikan ruang ekspresi bagi para warga belajar. Pasar ini tidak hanya sekadar tempat untuk berbelanja, tetapi juga menjadi wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan preferensi dan kecenderungan mereka melalui permainan peran. Dalam konteks pendidikan, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk membuat pilihan dan mengekspresikan diri mereka adalah langkah penting untuk memperkuat rasa kepemilikan mereka terhadap lingkungan belajar mereka. Ini juga dapat membantu dalam pengembangan kreativitas, kemandirian, dan penemuan identitas anak-anak. Dengan demikian, pasar tradisional senin legi di Bank SALAM tidak hanya menjadi tempat untuk berinteraksi dan berbelanja, tetapi juga menjadi simbol dari pendekatan pendidikan yang inklusif dan mendukung perkembangan holistik anak-anak.
Situasi 9 : Suara, Pilihan dan Kepemilikan
Dari pengalaman Alfonsina di Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta, terlihat betapa pentingnya memberikan suara, pilihan, dan rasa kepemilikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Di SALAM, Alfonsina diberi kebebasan untuk melakukan riset yang diminatinya, berpartisipasi dalam diskusi, dan merumuskan target masa depannya. Pendekatan ini memungkinkan Alfonsina untuk berkembang secara baik, menghargai proses pembelajaran, dan merencanakan masa depannya dengan jelas. Kesimpulannya, pendekatan pendidikan yang memperkuat peran siswa dalam pengambilan keputusan dan pengembangan diri mereka membawa dampak positif yang signifikan dalam pembentukan pribadi yang mandiri dan berdaya.
Situasi 10 : Suara, Pilihan dan Kepemilikan
Dari beberapa situasi sekolah yang merancang program berbasis suara, pilihan, dan kepemilikan, terlihat bahwa memberikan kesempatan kepada murid untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran dapat menghasilkan dampak positif. Dalam lingkungan pendidikan yang memungkinkan murid untuk mengemukakan suara dan membuat pilihan mereka sendiri, murid menjadi agen perubahan yang berharga bagi diri sendiri, teman-teman, dan lingkungan masyarakat mereka. Ini mencerminkan pentingnya pendekatan pendidikan yang inklusif dan memberdayakan, di mana murid diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengambil peran aktif dalam pembentukan pengalaman belajar mereka.
- Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!
Jawaban:
Dalam konteks situasi yang dijelaskan, dimensi-dimensi utama dari Profil Pelajar Pancasila yang telah dikembangkan mencakup: beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila tidak hanya berkaitan dengan pemahaman nilai-nilai filosofis, tetapi juga menggali aspek spiritual, sosial, dan intelektual. Dengan demikian, profil pelajar Pancasila yang terbentuk melalui proses pendidikan tersebut memiliki pondasi yang kuat untuk memperkuat identitas kebangsaan, mempererat persatuan, serta membentuk karakter yang berintegritas dan berdaya saing global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H