Mohon tunggu...
Bambang Sumariyono
Bambang Sumariyono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Blora

Tetap Semangat menatap masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.k. Aksi Nyata - Modul 3.1

18 Oktober 2024   22:07 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:04 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengambilan Keputusan dengan Bapak Kepala Sekolah/dokpri
Pengambilan Keputusan dengan Bapak Kepala Sekolah/dokpri

Tujuan Pembelajaran Khusus : CGP dapat mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengujian keputusan di sekolah CGP.

Praktik Aksi Nyata Modul 3.1

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dilaksanakan pada kasus dilema etika yang saya alami sendiri. Dan untuk menentukan pengambilan keputusan ini saya meminta bantuan Bapak Miftahul Ulum, sebagai Kepala SMKN 1 Blora, dengan alasan Sebagian Guru Teknik Mesin berasal dari Guru Keahlian Ganda dari mata pelajaran Pipas dikembalikan ditempat mengajar semula, tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Berikut adalah dokumentasi diskusi saya dengan bapak Miftahul ulum untuk menentukan keputusan atas dilema etika yang saya alami.

Berikut adalah pemaparan Aksi Nyata Modul 3.1

tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang berisi 4 P yaitu Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan yang akan saya lakukan terhadap aksi nyata modul 3.1.

Peristiwa

Latar Belakang masalah yang dihadapi adalah masalah saya sendiri.

Kasus yang terjadi adalah kisah nyata yang dialami oleh CGP sendiri (Bambang Sumariyono).

Saya adalah KPK Teknik Mesin di SMK N 1 Blora, sejak 2017 jurusan Kami Kedatangan rekan baru dari Program keahlian Ganda Pipas untuk mengampu Jurusan Teknik mesin, dikarenakan kekurangan jam mengajar, maka bisa mengampu jurusan Teknik Mesin, Seiring berjalannya waktu kualitas Pendidikan Jurusan Teknik Mesin semakin menurun serta banyak laporan dari pihak Masyarakat yang kurang empati pada Jurusan Teknik Mesin.

Pada awal tahun Pelajaran 2023/2024 saya diamanahi untuk memimpin Jurusan Teknik Mesin, di SMKN 1 Blora dan saya diminta untuk memperbaiki keadaan jurusan .

Saya merasa diberi pilihan yang besar, apakah saya harus berfikir ulang tentang keberpihakan terhadap murid pada waktu proses KBM yang kurang memadai, disisi lain saya harus menggeser rekan teman sejawat untuk Kembali di jurusan semula di PIPAS

Alasan mengapa melakukan aksi nyata ini adalah yang pertama untuk mempraktikkan ilmu yang sudah saya pelajari pada modul 3.1, selanjutnya saya ingin membuat keputusan yang tepat terhadap dilema etika yang saya hadapi.

Berikut adalah hasil aksi Nyata nya

A. Dilema etika yang terjadi

Benar versus Benar. Memang benar saya lebih mengutamakan kepentingan Murid dibanding rekan teman sejawat saya , Dan memang benar juga saya ikut berpartisipasi pada penyelesaian masalah pada jurusan saya berdasarkan aturan aturan yang ada, karena memang saya berkewajiban sebagai KPK untuk selalu berkordinasi serta berkomunikasi Bersama kepala Sekolah maupun pihak manjemen sekolah.

B. Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak kewajiban untuk menata Jurusan yang saya pimpim agar bisa bersaing Kembali minimal di Tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai KPK dengan baik, karena belum dapat memanage keadaan dengan baik.

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi KPK Teknik Mesin  bagian Struktur Organisasi  , karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan Jurusan Teknik Mesin. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai KPK harus berpartispasi aktif dalam mengembangkan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.

C. Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) daripada kepentingan individu.

D. Memuat 9 langkah pengambilan Keputusan

1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut?

Nilai-nilai yan saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah Individu lawan masyarakat (individual vs community) .

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak kewajiban untuk menata Jurusan yang saya pimpim agar bisa bersaing Kembali minimal di Tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai KPK dengan baik, karena belum dapat memanage keadaan dengan baik.

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi KPK Teknik Mesin  bagian Struktur Organisasi  , karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan Jurusan Teknik Mesin. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai KPK harus berpartispasi aktif dalam mengembangkan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.

2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

Saya sebagai individu yang mengalami dilema etika.

Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Manajement Sekolah.

3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut

1. Kepala Sekolah dan Jajaran Managemen Sekolah menginginkan saya berpartisipasi aktif dalam pengembangan jurusan Teknik Mesin

2. Saya mempunyai tugas lain selain sebagai Guru di sekolah, saya juga sebagai KPK Teknik Mesin di SMKN 1 Blora

3. Saya mempunyai kebimbangan akankah saya sanggup untuk mengemban amanah semuanya, dan dapat melaksanakan dengan baik, karena saya belum bisa memanage keadaan dengan baik.

4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut

* Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

Tidak ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi

 Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)

Tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik dalam kasus tersebut

 Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji instuisi)

Tidak Ada yang salah dalam dalam situasi tersebut.

Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?

Jika keputusan yang saya ambil dalam kasus seperti ini dipublikasikan, maka saya akan merasa nyaman tidak akan merasa terganggu dengan viralnya atas keputusan saya, karena siapa tahu bisa menjadikan inspirasi atas masalah orang lain yang memiliki kasus serupa.

Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

              Keputusan yang akan diambil oleh idola atau panutan saya adalah akan melaksanakan semua amanah yang diberikan dengan baik, berlatih memanage keadaan sebaik mungkin, mengerjakan secara optimal pada tiap amanah yang diberikan, dan selalu menganggap bahwa pekerjaan kita adalah hal yang kita suka dan cinta sehingga mengerjakan dengan bahagia tanpa beban.

5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

Paradigma Dilema etika yang terjadi : Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Saya sebagai seorang individu yang mempunyai hak kewajiban untuk menata Jurusan yang saya pimpim agar bisa bersaing Kembali minimal di Tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Ada ketakutan saya tidak bisa mengemban amanah sebagai KPK dengan baik, karena belum dapat memanage keadaan dengan baik.

Sekolah sebagai komunitas (masyarakat) menginginkan saya untuk menjadi KPK Teknik Mesin  bagian Struktur Organisasi  , karena memang ide, gagasan saya diperlukan untuk kesuksesan Jurusan Teknik Mesin. Dan memang sudah menjadi kewajiban saya sebagai KPK harus berpartispasi aktif dalam mengembangkan dan kemajuan sekolah tempat saya mengajar.

6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai 

Prinsip pengambilan keputusan : Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking).

Saya sebagai Guru mempunyai kepedulian terhadap kepentingan sekolah (komunitas), saya lebih mendepankan kepentingan sekolah (komunitas) dari pada kepentingan individu.

7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ada, yaitu saya memberi saran kepada Kepala Sekolah dan jajaran Managemen Sekolah untuk mencari Solusi pengganti Guru Teknik Mesin sesuai Bidang keahliannya , bukan dari Guru keahlian ganda PIPAS. Karena supaya lebih berkonsentrasi dalam menjalankan tugas sesuai bidang keahlianya.

8. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Atas perasaan tanggung jawab dan kepedulian terhadap program dan kemajuan sekolah, maka saya akan merasa terpanggil untuk menerima dan melaksanakan tugas serta amanah yang dipercayakan kepada saya dari Sekolah.

9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Dengan keputusan yang sudah saya ambil, terdapat konsekuensi yang harus saya lakukan yaitu belajar untuk memanage keadaan  dilapangan sebaik mungkin, sehingga saya bisa melaksanakan semua amanah ini dengan sangat baik,

Jika samapai gagal dalam memanage keadaan  dengan baik, maka konsekuensinya semua amanah ynag diberikan kepada saya tidak bisa dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat merugikan pihak sekolah. Untuk itu saya harus benar-benar bisa meanage keadaan dengan baik.

Tantangan dalam memanajemen keadaan akan membuat kualitas pribadi saya menajadi lebih baik, untuk itu keputusan ini adalah keputusan tepat dan saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Berikut adalah dokumentasi aksi nyata pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Pengambilan Keputusan dengan Bapak Kepala Sekolah/dokpri
Pengambilan Keputusan dengan Bapak Kepala Sekolah/dokpri

Perasaan 

Perasaan saya melaksanakan tugas aksi nyata adalah sangat antusias dan bahagia, karena dapat mempraktikkan ilmu yang saya pelajari pada midul 3.1 mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu pada kasus dilema etika yang saya lalui. Sehingga ada perasaan apakah benar keputusan yang saya ambil? apakah keputusan yang saya ambil sudah tepat? atau ada pihak yang dirugikan? Jadi perasaan bahagia bercampur dengan cemas pada saat melakukan aksi nyata pengambilan keputusan, berharap bila keputusan yang diambil adalah yang terbaik untuk semuanya.

Pembelajaran 

Pembelajaran yang saya peroleh adalah

Keberhasilan : Saya belajar teori modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, dan dari awal pelatihan modul 3.1 saya sudah terbiasa dengann teori yang langsung di praktikkan ke sekolah, sehingga teori tersebut dapat terekam dengan baik, dan praktik aksi nyata dapat berhasil di lakukan dengan lancar.

Kegagalan: Pada proses aksi nyata, saya kesulitan dalam menentukan kasus dilema etika yang akan saya ambil untuk praktik aksi nyata, walaupun akhirnya saya menentukan kasus yang memang sedang saya alami.

Penerapan

Penerapan yang akan saya lakukan adalah selalu mempraktikkan pengambilan keputusan denga metode 9 langkah pengambilan keputusan di sekolah, sehingga saya akan semakin mengerti dan terbiasa dengan model pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Selain itu saya juga akan mempublikasikan hasil aksi nyata di media sosial, mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi bagi Guru yang mempunyai kasus yang sama ataupun untuk diambil teori praktik pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Demikian tadi refleksi implementasi Aksi Nyata Modul 3.1 Pengambillan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mudah-mudahan dapat menginspirasi... Salam Guru Penggerak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun