Mohon tunggu...
Bambang Sumariyono
Bambang Sumariyono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMKN 1 Blora

Tetap Semangat menatap masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2.2.j. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

28 September 2024   09:56 Diperbarui: 28 September 2024   09:59 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik Coaching/dok. pri
Praktik Coaching/dok. pri

2.3.j. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3

Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh

Dalam modul 2.3 ini, saya mempelajari tentang supervisi akademik yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi diri setiap pendidik di sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah coaching, yang memiliki tiga prinsip utama yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki di antaranya adalah kehadiran penuh (presence), mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA, yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab. Terdapat tiga tahapan dalam supervisi akademik, yaitu pra observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan), dan pasca observasi (tindak lanjut).

Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

  • Cemas: Sebelum mengetahui isi materi dalam modul ini, saya sedikit cemas karena khawatir tidak mampu memahami dan mengaplikasikannya.
  • Tertarik: Setelah mempelajari dan mengeksplorasi konsep, saya mulai tertarik untuk mendalami isi dari modul ini.
  • Gembira: Saya merasa gembira saat mampu melakukan praktik coaching bersama rekan CGP dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual.
  • Optimis: Saya optimis mampu mengaplikasikannya di sekolah tempat saya mengajar.

Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan diri dalam proses belajar?

Saya mampu berkolaborasi dengan rekan sesama CGP saat mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip coaching dalam ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual, baik berperan sebagai coach, coachee, maupun pengamat (observer).

Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan diri dalam proses belajar?

Hal yang perlu diperbaiki adalah kemampuan dalam mengajukan pertanyaan berbobot agar dapat menggali informasi permasalahan pada diri coachee sehingga dapat menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Setelah mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervisi akademik, kompetensi saya mulai berkembang. Ini ditandai dengan kemampuan saya mempraktikkan proses coaching menggunakan alur TIRTA, baik sebagai coach, coachee, maupun pengamat. Saat mempraktikkan proses coaching, saya harus mampu mengendalikan diri dari asumsi-asumsi pribadi dan emosi sehingga dapat berpikir dan bertindak secara matang sesuai dengan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Bagaimana caranya agar konsep coaching dapat diimplementasikan dalam proses supervisi di lingkungan sekolah?

Prinsip coaching dapat diterapkan jika kepala sekolah memiliki pengetahuan tentang coaching dalam supervisi akademik dan mau mengaplikasikannya. Kegiatan supervisi tidak hanya bertujuan sebagai bagian penilaian guru, tetapi juga sebagai cara untuk meningkatkan kompetensi akademik guru. Supervisi harus mencakup percakapan pra observasi dan pasca observasi. Dalam percakapan pra observasi, kepala sekolah harus mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan oleh guru, sedangkan saat pasca observasi, kepala sekolah memberikan umpan balik atau tindak lanjut terkait pelaksanaan observasi kelas yang dilakukan oleh guru.

2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Coaching dalam supervisi akademik dapat berpengaruh dalam mewujudkan pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran yang berpihak pada murid adalah hal yang sangat penting untuk diterapkan dalam lingkungan sekolah. Agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid, guru harus memiliki kompetensi menjadi pemimpin pembelajaran. Menjadi pemimpin pembelajaran berarti memahami perkembangan murid secara menyeluruh, tidak hanya aspek kognitif tetapi juga karakter dan sosial emosional murid. Dengan demikian, tujuan coaching dalam supervisi akademik adalah mengembangkan kompetensi guru agar kinerja mereka meningkat dan pembelajaran yang berpihak pada murid dapat terwujud.

3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Tantangan terberat adalah menyamakan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik kepada komunitas sekolah. Supervisi akademik sering dianggap sebagai penilaian rutin kepala sekolah terhadap guru saja, padahal seharusnya dapat dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan kompetensi guru.

4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

  • Mengadakan sosialisasi kepada seluruh komunitas sekolah saat kegiatan rapat guru agar terjadi penyeragaman persepsi tentang makna supervisi akademik.
  • Memberikan contoh praktik coaching dalam supervisi akademik melalui berbagai media informasi digital yang dapat diakses oleh seluruh komunitas sekolah.

Membuat keterhubungan

        1. Pengalaman masa lalu

Saya pernah disupervisi oleh rekan sejawat, namun kegiatan supervisi tersebut hanyalah sebatas menjalankan kewajiban saja tanpa mengetahui makna supervisi yang sebenarnya. Kegiatan supervisi akademik hanya dilakukan saat rekan sejawat melakukan observasi kelas saja tanpa adanya kegiatan pra observasi dan pasca observasi, sehingga hanya sebatas pemberian nilai kepada guru saja.

         2. Penerapan di masa mendatang

Ke depan, kegiatan supervisi ini harus dijadikan salah satu bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, dan memaksimalkan potensi.

Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

1. Modul 2.1

Dalam pembelajaran berdiferensiasi, murid dikelompokkan berdasarkan kebutuhan belajarnya agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Begitu pula dengan praktik coaching, yang harus memaksimalkan potensi coachee agar dapat menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi.

2. Modul 2.2

Dalam pembelajaran sosial emosional, terdapat teknik STOP dan mindfulness yang dilakukan untuk menciptakan suasana yang lebih kondusif. Saat melakukan coaching, seorang coach harus menerapkan teknik ini agar dapat fokus dan hadir sepenuhnya saat melakukan proses coaching.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun