Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menunggu di Lorong Penantian

14 Juli 2022   21:00 Diperbarui: 14 Juli 2022   21:00 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lorong kebetulan kosong. Ada saat menunggu untuk pulang malam. Rumah itu selalu dirindukan, dalam susah dan senang.

Menunggu kepastian, termasuk sulit nian. Karena itu bahan untuk pengambilan keputusan saat ini dan mendatang.

Di lorong penantian itu, pasti pikiran tidak mungkin diam. Semakin banyak keinginan yang dikira paling unggul dan menawan 

Ia menyelinap sebentar, lalu tampil sekilas. Kehendak pun beranak semakin banyak. Daya spiritual tergoda oleh kekuatan nalar.

Kehendak, sejatinya kekuatan ruhani. Ia ada di sekitar, walau hanya sebentar. 

Lorong itu semakin kosong, saat menunggu keberangkatan pulang. Senyap mengendap-endap, sebelum kereta datang. Apalagi hujan masih gemar mengguyur malam. Kemarau pun  tiada kunjung datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun