Siapa Dia, yang menggerakkan air, hanyut ke hilir. Siapa Dia, menciptakan dunia, serta isinya.
Bertanya slalu, tentang hakikat diri, menuju inti.
Kita mengada, karena perkenanNya, agar berguna. Rasa jumawa, dan mengabaikannya, merasa bisa."Rumangsa bisa, nora kena kawetu, bisa rumangsa". Kesombonganlah, semakin menjauhkan, rasa bersyukur.
Menjadi bunga, wajah menyatu air, jiwa berdesir. Riak berderak, menuju ke pinggiran, menyebar pelan. Hanya sebentar, mereka bercumbuan, tiada habis.
Bila terjadi, bunga air tiada, hilanglah gerak. Di dalam dada, jiwa mungkin meronta, protes adanya.
Tubuh pun lentur, getar berbeda rasa, menyatu jiwa. Memanen "bungah", susah tak mau singgah, trus bergairah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H