Menatap kembali masa kanak-kanak, penuh isyarat walau sejenak. Ia mampu mengindahkan diri sendiri, ke depan nanti. Dilalui dengan langkah yang enak.
Ceria anak-anak tercermin dari wajah lugunya. Tiada pencitraan, yang inginkan decak kekaguman.Â
Masa itu tidak layak ditidurkan. Kubangan lumpur pun perlu diperkenalkan. Itu bukanlah kekotoran, tetapi tempat awal mengenal kebersihan.
Tahapan menuju ke rumah kebahagiaan di masa depan, memang penuh halangan. Tetapi tersedia pula pilihan jalan. Walau saat ini belum terpandang, tetapi anak-anak mulai mampu mengenal tujuan.Â
Di sana nanti akan tersaksikan tangan roh-roh erat bermesraan.
Langit memang maha luas. Bumi pun semakin kukuh. Lembah melentur subur.
Kanak-kanak kan menuju ke sana. Walau pasti, kita tak kan menyaksikannya.
Cahaya yang tergelar ini akan mengabadi tanpa pemutarbalikan kata. Mata pun bercahaya, karena hampa prasangka.Â
Dari sinilah tersedia bibit untuk belajar bijaksana.