Di ketinggian benci, paling nikmat beradu sombong. Di antara kita, siapakah yang paling bergengsi ?Â
Di atas langit, konon masih ada lapisan langit. Jika niatnya hanya beradu gengsi, pasti tidak akan ada tamatnya. Bersambung, seperti cerita silat yang berjilid-jilid.
Padahal, kehormatan itu hanya layak dianugerahkan kepada mereka yang sudah mampu menghormati sesama.
"Kaurmatan iku mung patut kanggo sapa wae kang bisa ngurmati sapadha-padha. Honor est in honorante".
Di kehidupan sehari-hari saat ini, seakan tak pernah lowong perilaku membully. Berlangsung di kehidupan artis, politikus,orang kaya baru, yang tak pernah sepi mengolah ujaran benci. Mereka yang tidak memiliki kompetensi, ikut-ikutan nimbrung bernyanyi.
Jika masih awam, mestinya lebih banyak belajar diam. Tapi buih itu tak sudi menderita, sekaligus lupa bagaimana caranya untuk bersuka ria.
Sombong di ketinggian benci memang mengasyikkan sekali. Berkat nyanyian mereka, dunia pun berdenyut tak mau berhenti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H