Suara hati memang masih mungkin berbayang-bayang. Walau demikian, ia mampu membedakan mana yang salah, mana yang benar. Paham pula jika dampak buruknya, membuat jiwa makin tercemar. Suara hati selalu berposisi di atas akal.
Lihatlah, sekelompok pohon  tak mungkin mengelak dari sergapan bayang. Mereka berbaris rapi, segaris dari tepi ke tepi. Lalu menghilang, mengiringi mentari yang sedang menuju ke peraduan.
Suara hati tak kan menjadi pemicu lupa atau menghilangkan ingatan.
Bayang-bayang memang cikal bakalnya impian. Merupakan ciptaan pertama, seakan menjadi cetak biru. Ciptaan bayang hakikatnya mendahului bentuk phisiknya. Sebagai ciptaan pertama, selanjutnya akan mewujud pelan-pelan.
Impian itu cermin suara hati, pasti akan menyentuh nurani. Masih bisa benar atau salah. Tak mengapa, yang penting mampu memicu gairah.
Suara hati pasti bersumber dari percikan enerji Ilahiah. Mampu mengikat secara universal, agar hidup tidak dijalani dengan hati kesalÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H