Bernyanyi bukanlah bermimpi. Syairnya jelas, judulnya pun juga jelas. Apalagi jika senandung itu diiringi musik. Bebas dinikmati, sebebas burung terbang tinggi.Â
Namun demikian, jika terhenti menjadi misteri, maka pintu akan lama terkunci. Mulut diam dibungkam. Kebenarannya makin tersembunyi. Apabila disentuh, berubah menjadi bayang. Apabila dijelang, malah berlari kencang.
Bernyanyi itu bukan hanya bermimpi. Tetapi kadang bisa menyentuh misteri. Sarat dengan ungkapan rasa. Bisa berlangsung amat lama.Â
Sedikit yang terungkap, selebihnya berkutat di daerah gelap. Tersembunyi terkunci. Siapakah yang mampu membukanya ?
Di tengah perjalanan, ada saja yang segera mendapatkan apa yang diminta.Â
Tapi mereka itu masih saja haus, tak pernah merasa puas. Sebagian lagi, terus menerus mencari, namun tak pernah sekali pun mendapatkannya.
Tatkala jedah, seyogianya tetap saja bernyanyi. Barangkali nanti muncul tanda-tanda bahwa misteri itu masih mungkin digali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H