Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dialog Dinding

19 Maret 2022   06:50 Diperbarui: 19 Maret 2022   06:54 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menatap dinding, sambil berpikir dalam hati. Adakah kedamaian yang justru mengenyahkan suka ? Luka jiwa menjalar pelan. Mengikuti garis rindu yang jadi kerangkeng angan.

Saat menyentuh sunyi, kata-kata disekap di kotak pengap. Garisnya tebal dan rapi. Terkesan bagai pigura yang indah sekali.

Kadang kita mengira, kesendirianlah yang mampu mengobati. Dalam kesementaraan, yang dikira keabadian.

Sunyi itu bukanlah pengap. Karena di sana masih terdengar derap. Di hadapan datar dinding, jika sebentar saja berpaling, akan kehilangan momen yang penting. Ia sangat kuasa membuka rahasia siapa saja.

Andai garis itu bertemu titik, tentu akan berhenti sejenak. Selama hening diam, ada hikmah yang ditenun. Tiap benang dan warna jadi tersambung. Lalu bermunculan asosiasi, gagasan, dan asumsi yang mengenyahkan bingung.

Garis keterhubungan itu bertebal tipis, setidaknya makin menjadi jelas batas yang tidak boleh dilompatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun