Berjalan di pagi, lewati pohon-pohon, daun menguning. Buah yang matang, menggelindinglah, lumat terinjak-injak.
Tali terentang, kibarkan gaun merah, mandi mentari. Sambil mengucap, selamat pagi, begitu sopan.
Tunggu mengering dulu, itu pilihan, kan pantas dikenakan. Pastilah cantik, banyak yang mengagumi, pesona putri.
Pohon angsana, menjadi saksi, cerahnya gaun merah. Sepanjang hari, terngiang-ngiang, siapa pemiliknya. Pastilah anggun, elegan sangat elok, "keplok tan tombok". Kagum yang ikhlas, lubuk hati terdalam, mengakuinya. Tidak akan merugi, hanya memuji, indah hakiki.
Hati yang hampa, kan cari keburukan, dan kejahatan. Bersyukur saja, bila mampu hindari, penyakit hati.
Gaun hanya hiasan, membungkus badan, yang membutakan. Sulit menyentuh, hati nurani, Â terdalam bersembunyi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H