Membubung terbang, senang sebelum pulang, enak memandang. Hinggap ke sana, hinggap ke sini, bermimpi terbang tinggi.Â
Menjadi apa saja, yang diinginkan, wajib diraih. Senang dan sedih, silih berganti, kejar ambisi.
Bila saat mendekat, burung merendah, mendekat tanah. Tempat abadi, dari awal ke akhir, mengikutinya. Setiap hari, tergantung buah bumi, hidup bergizi.
Kadang merasa bosan, malas dan lamban, silih berganti. Nafas ambisi, berayun-ayun, cari keseimbangan. Pendulum itu, tidak pernah ketemu, tersamar slalu.
Terdengar pelan, sepertinya panggilan, kembali pulang. Ku terbang rendah, berkepak semampunya, duh sungguh indah. Tak ada janji, hutang berjangka panjang, melangkah kini.
Pelan sangatlah ringan, tak bawa beban, yang memberatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H