Jiwaku mekar, tidak gampang membenci, sesama insan. Suka berteman, tidak menghina, bahkan memaki-maki.
Bunga hiasan, tapi alami, dipotong pagi hari. Ini saatnya, menebarkan senyuman, sebelum layu. Kalau layu, pindah ke tempat sampah, berganti bunga. Ia nikmati, kehormatan indahnya, yang sementara.
Dunia insan, sering begitu, sangat dipuja-puja. Kala mekar mewangi, di vas yang mahal, slalu berseri. Menunggu saat, akan diganti, bunga yang baru lagi.
Wangi alami, getarkan kehidupan, mengundang kumbang. Menari beterbangan, menghisap sari, hidup lestari. Hanya sebentar, hidup terkapar, tak kan mampu menghindar.
Kehormatan mewangi, diburu hama, tanpa bersisa. Itu tak lama, akhirnya layu juga, cepat prosesnya.
Kehormatannya, dan kematian, sangatlah dekat. Sedekat urat, apabila terputus, terasa juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H