Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berguru pada Merahnya Bunga

5 Januari 2022   07:05 Diperbarui: 5 Januari 2022   07:06 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi merangkak, pelan menuju siang, redup perlahan. Mentari bersembunyi, di balik awan, siapkan hujan.

Ular ke luar, dari got sunyi senyap, gelap dan pengap. Berpindah tempat, hindari manusia, yang sering kalap.

Hidup bersama, tidak saling mengganggu, sesama makhluk. Membinasakan, ganggu keseimbangan, duka sang alam.

Mekarlah bunga, memerah tanda cinta, untuk sesama. Penuh curiga, tak baik dan tak patut, tak seharusnya. Tapi ternyata, intoleransi ada, berkembang lama.

Belajar pada alam, air dan batu, bunga dan daun. Cuaca panas, angin semilir datang, sejuk tak ganas.

Nuansa merah, bukan di gedung megah, di alam indah. Rona sang bunga, di hamparan alamNya, banyak hikmahnya.

Bersyukur sederhana, di alam raya, kita berdoa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun