Cinta tidak bersyarat, kita sebut "sih", mengalir jernih. Sepenuh suka cita, bosan tak ada, bak mata dewa. Binar memancar, tunjukkan jalan lapang, lurus dan lempang. Tak peduli, langit merapat bumi, ikhlas di sini.
Mata seorang ibu, tulus dan bersih, belai kita. Tuntun hingga dewasa, tiada bosan, henti tak hendak.
Ketulusannya, tak lekang oleh panas, maupun hujan. Demi sang anak, bertaruh reputasi, tak henti-henti.
"Sih" itu jujur, tidak bermaksud kafir, atheis kufur.
Kadar cinta Ibunda, adalah kodrat, tak suka-suka. Ia mengalir, murni dari sumbernya, apa adanya.
Bukan hanya Desember, merayakannya, dan mengingatnya. Setiap detik, setiap saat, ingat jasanya.
Padamu ibu, belai kasih sayang, tak mungkin lekang. Harkat martabat, semakin kuat, dialiri cintamu.
Tak seorang pun, tak boleh mengaburkan, "sih" ketulusan. Ibu reflektor, tempat bercermin bening, bersih dan kotor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H