Sungguh menawan, putih kapasmu, enak dipandang. Sering melayang-layang, diam tak senang, mencari kawan.
Jika tlah cukup, berubah mendung hitam, curahkan hujan.Â
Tiba bulan Desember, puncak penghujan, perbanyak sumber. Menyongsong kemarau, tersimpan air, deras mengalir.
Ingin mengunduh awan, tak banjir bandhang, kibaskan banjir. Gali sumur resapan, air dipaksa kembali pulang.
Tetapi malah heran, melawan hujan, kok buat lubang. Seperti buat jajan, di tengah jalan, siapa makan.
Sapalah aku, kita ngobrol bersama, tak salah paham.Â
Uruslah sampah, hingga air mengalir, ke dalam tanah. Jika tak mau, jangan berharap banyak, mengalirkanku.
Sentuhlah aku, pasti akan kutunggu, ingkar tak mau. Bumi kan nyaman, aman dan tentram, tak saling menyalahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H