Benang ditenun. Rasa tertegun. Indah seperti pelangi. Berwarna-warni, bak Bali yang selalu berhias diri.
Benang demi benang. Dianyam kenang. Pelangi tujuh warna, melengkung bersuka ria. Indah nun jauh di sana.
"Itu keluwung", kenang kecilku dulu. Semakin dewasa lalu mengenal istilah "teja". Pelangi adalah biang lala.
Sejenak saja, mata dikatup. Bianglala mengikutinya. Mengikuti dedah gundah rasa. Dipandang dari kejauhan, pelangi masih merindu sentuh.
Hubungan kita kadang tidak pekat lagi. Cinta diharap mendekat, tapi mulai menjauh. Kelembutan pun memburam pelan-pelan. Lalu mengekspresikan acuh kejenuhan.
Kupandang motif anyaman tenun. Kita bertukar warna, saling mengindahkan. Tak mau lagi terjerumus pelbagai rintang. Cinta tak mungkin tenang, jika kita masih saling menghasut berang.