Alam beri pilihan, tak pernah tunggal, masuk di akal. Kehendak pun begitu, maunya tunggal, tak goyah-goyah.
Sepanjang waktu, mengetahui, menghadapi risiko. Jika memutus ini, kamu tak suka, karna tak rela.
Jika pun berprasangka, suka tak suka, redupkan jalan. Tiba-tiba datanglah, insan pencerah, terkesan gagah.
Siapa dia, yang pandai menyela, dan bijaksana.
Jujur aku tak tahu, si peggantiku, mencintaimu.Aku belajar bijak, seperti dia, tapi tak bisa. Levelnya lain, ia dewasa, aku bak kanak-kanak.
Cemburu tidak enak, tak mau tahu, cacad di awak. Katanya istimewa, tapi nyatanya, sangat biasa.
Jujur siapa dia, lebih dipilih, pasti berlebih. Memilih itu perlu, tidak terlambat, memutuskannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H