Berakhir sudah, tapi kuingin masih, menyelamimu. Buah kesabaranku, akhirnya tahu, siapa dia. Memang lebih muda, gagah perkasa, tampilan beda.
Apakah hanya itu, penyebab pergi, sesuka hati. Aku pun iri, bagaimana, kau melupa kisah.
Ku tak pernah mencatat, detak jantungmu, sedari dulu. Angin sibak rambutmu, terlihat tanda, tak pernah ragu.
Di awal pagi, kaulah yang pertama, ku ingin jumpa. Hanya menyapa saja, tentram di hati, hanya sehari.
Takut sekali, ku tersaingi, lalu dilupakannya. Aku terjatuh, dan terjerembab, hampir tanpa penyebab. Jika akhirnya pergi, janganlah lama, ku masih cinta.
Cinta itu berulah, dikejar lari, diam tak datang. Cinta kok pergi pulang, ke penerima, yang baik hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H