Ketika sedang menjabat, kesalehan sosial ini dapat diwujudkan antara lain dengan pendekatan pragmatisme yang nyata maupun terselubung.
Kepentingan subjektif individu dan kegunaannya dapat terpenuhi di sini. Selain bermanfaat juga bersifat praktis.
Tindakan kebajikan atau altruisme bisa dilakukan dengan ribuan cara. Bersedekah, berdonor darah, menyumbangkan organ tubuh, atau menjadi relawan sosial yang dilakukan tanpa lelah dan penuh gairah.
Jika kesalehan sosial itu terjadi di kalangan keluarga besarnya, bisa menimbulkan dugaan pengembangbiakan nepotisme.
Altruisme yang bersifat positif, dapat dilatih menjadi bagian dari pendidikan keluarga.
Tetapi dalam praktik, altruisme bisa jadi cenderung dimanfaatkan sebagai jalan keluar penghindaran rasa sakit yang terasa perih sekali.
Berbaik hati terhadap sesama, boleh jadi untuk mengobati permasalahan pribadi. Rasa sedih akan diringankan dampaknya dengan perbuatan menolong. Ajang pencarian kenikmatan dan kesenangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang terbungkus rapi.
Perilaku suka memberi pun tak lepas dari pencitraan diri "ben diarani", atau biar disangka berarti.
Pembayangan selalu bermakna ganda. Ini ketulusan atau hanya sekedar rekaan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H