Gergaji itu perlu diasah. Jika dibiarkan berkarat, apalagi jika jarang sekali digunakan, tentu makin tumpul tak tajam.
Fungsinya pasti menurun. Jika demikian halnya, maka itu menjadi salah satu pertanda kompetensinya menurun.
Mengasah gergaji adalah analogi  tentang perhatian terhadap pekerjaan penting tetapi tidak mendesak. Karena masih mungkin ditunda, terkesan hal itu tidak lebih penting. Padahal dalam profesionalisme, setiap penundaan masalah penting, akan membawa dampak kegentingan.
Asah gergaji adalah kebutuhan semua profesi. Agar peka terhadap kebutuhan tersebut, diperlukan suasana merdeka. Bekerja merdeka, bebas menentukan prioritas tindakan mana dulu yang diutamakan.
Kemerdekaan berpikir dan bertindak, memberi keleluasaan untuk memilih cara yang paling pas bagi diri sendiri. Mereka tidak dibatasi oleh otoritas yang terlalu kaku dan ketat.
Jika terdapat kecenderungan untuk menjadikan kemerdekaan pribadi itu sebagai hak, muncullah prasyaratnya. Pertama, tidak ingin dicampuri dalam menentukan kompetensi yang akan diasah. Kedua, hak individu masih terjaga dengan baik. Masing-masing  masih memiliki kemauan dan cara untuk mewujudkan kepentingannya.
Tentu saja secara manusiawi masih mengharapkan tiadanya rintangan terhadap cara yang dipilih itu. Tiadanya hukuman dan balas dendam juga didambakan. Dengan kata lain, kemerdekaan merupakan kesempatan pengambilan keputusan secara mandiri dan lebih bertanggung jawab.
Namun perlu juga disadari, bahwa sebebas-bebasnya tindakan, tidak luput dari kemungkinan untuk beda bagi orang per orang.
Memang benar adanya, bahwa kapabilitas seseorang itu antara lain ditentukan pula oleh skills profesionalitasnya.Â
Seseorang dituntut bukan saja ahli di bidangnya tetapi juga memiliki kepribadian kokoh yang menunjang. Soft skills misalnya.