Selalu ada senja. Sebentar lagi rembulan disulut malam. Keindahan berangsur muncul dalam temaram.
Cinta dan senja kadang berkawan. Sama-sama sabar menunggu. Dalam kenang yang sendu.
Kenangan itu mampu membubung dan menukik. Menerkam angan, agar sejenak mengenang cinta masa silam. Mencari serpihan serat cinta yang telah lama hilang terpendam.
Sikap itu fungsi kepentingan. Itu menyebabkan kenangan cinta datang tak diundang. Bisa jadi ketika hanya diam, atau sedang jalan-jalan.
Tafsir cinta bermacam-macam. Ada yang mengatakan, itu lambang persahabatan sejati. Tapi ada pula yang mengatakan sebagai dorongan agar tetap berkeinginan.
Cinta kadang dijadikan alat untuk membebaskan diri sendiri agar tidak terkekang.
Karena penuh dengan makna keteraturan, cinta terhadap perdamaian dunia yang abadi pun bisa dikobarkan.
Kesempurnaan, merupakan tujuan yang tetap menarik, walau tidak akan pernah kesampaian kapan pun.
Dalam pengertian tersempit, cinta sebenarnya dapat dijadikan dorongan untuk berbuat kebaikan, menggapai kesenangan, dan memperbesar kebermanfaatan.
Ia menguatkan sisi baik kemanusiaan. Eksistensi atau keberadaan manusia akan semakin kokoh, manakala keberadaban terasah di sini. Ujung manfaat yang diraih adalah tidak nyaman jika hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Nafsu dan kehendak baik saling memengaruhi. Tapi jika tidak sadar makna, ia hanya terhenti pada fantasi pemuasan nafsu tak henti-henti.
Cinta setia akan menemani dan mengingatkan, bahwa kesejatiannya dapat menemani sepanjang perjalanan hidup ini.
Cinta itu sepi dari pamrih, tapi sering dibawa masuk ke suasana hingar bingar keriuhan. Padahal di kesunyian pun nyalanya tidak pernah padam sama sekali.
Mengenang tidak menjamin suasana hati menjadi makin tenang. Kecuali setelah itu mampu membebaskan dari kubangan masa lalu yang sejatinya sudah berubah jadi sejarah.
Memang benar, kenangan lama bisa menghangatkan cinta lalu lagi. Tetapi menyukai perjalanan hidup saat ini sebenarnya lebih menantang untuk memperteguh cinta sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H