Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Sapitan Pekajangan

31 Juli 2021   03:33 Diperbarui: 31 Juli 2021   03:35 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari jejak kenangan masa lalu, bisa ditelusuri melalui kuliner. Misalnya tentang Sapitan Pekajangan, khas Pekalongan.

Kajang, dahulu merupakan perangkat atap rumah. Bahannya dari daun pohon gebang atau nipah.

Pekajangan merupakan sebutan untuk kawasan yang difungsikan untuk tempat istirahat, atau tempat menginap, atau tempat yang menenteramkan hati.

Pekalongan, punya kawasan Pekajangan. Jejak historisnya tentu ada. Tetapi untuk gambaran masa lalu, kemungkinan asal usul nama kuliner khas di situ pernah bersinggungan dengan kajang dan pekajangan.

"Sapitan Pekajangan"atau Sapitan berbahan daging sapi. Bukan hasil laut sebagaimana menu kuliner pesisiran.

Daging termaksud dipotong tipis mengikuti serat. Lalu direbus, digepuk, hingga dagingnya menjadi lebih empuk lunak. Rempahnya komplit. Malah lengkap dengan santan segala.

Daging yang sudah terolah empuk tersebut lalu dijepit atau disapit dengan bilah bambu. Mereka menyebut sebagai sapitan.

Ujung sapitan, biasanya ditutup dengan batang daun pepaya. Mungkin ini sekaligus sebagai siasat agar dagingnya semakin empuk saja. Apalagi ketika diolesi dengan kuah santan, rasa gurihnya makin menjadi-jadi.

Dengan gambaran tersebut, dahulu para penginap di situ akan semakin terkesan dan krasan singgah sejenak. Apalagi bagi mereka yang berstatus sebagai prajurit Mataram. Mereka sedang menginap dalam perjalanan menuju ke Batavia atau pulang ke Mataram. Mungkin karena Pekalongan dan Mataram kala itu pernah menjadi wilayah satu, sekitar tahun 1700an.

Sapitan Pekajangan membangkitkan kenangan bermakna, sekaligus kelezatan tiada tara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun