Mungkinkah kita mampu mengibarkan bendera Pancasila ? Dulu pernah ada upaya untuk itu. Penataran P 4 misalnya, menginginkan Pancasila dapat dijadikan pedoman hidup sehari-sehari.Â
Peserta dan penatar P4 sebagian besar pegawai negeri sipil. Ibarat menanam, mestinya sudah memasuki musim panen saat ini. Kehidupan yang masak ranum bisa kita lihat sekarang, bergelantungan dengan 36 buah amalan siap panen.
Kenyataannya hingga kini kita tidak kunjung berpanen raya. Setiap tanggal 1 Juni pasti diperingati hari lahir Pancasila. Kapankah kita merayakan hari kemenangan karena berhasil berPancasila ?
Di dalam "negara pejabat", mestinya kemungkinan tersebut terbuka lebar. Walaupun sistem pemerintahannya berbasis trias politica : eksekutif -legislatif - yudikatif, di dalam praktik mengarah ke pemutlakan kekuasaan di eksekutif. Kemudian praktik tersebut diwariskan dari generasi ke generasi.
Para pemegang kekuasaan eksekutif diperlakukan seperti raja. Karena nyaman, lalu diterima sebagai keniscayaan. Berkembang biaklah raja-raja kecil seantero negeri. Kalau dibayangkan, seperti Dinosaurus. Lamban, sepertinya segera punah.
Ketidak normalan ini dianggap normal. Ketidak pantasan pun dianggap pantas. Kapankah Pancasila tidak lagi dikibarkan setengah tiang ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H