Bakmi Jawa nyemek. Kuahnya sedikit, tidak berlimpah. Dibilang kuna, tapi biarlah. Selera berbeda itu pasti sah.
Kusuka percik api. Seperti meteor mini ke sana ke mari. Bila kena kain, bolong-bolong pasti. Kipas ke kanan ke kiri. Menggiring angin, merangsang ingin.
Anglo itu "keren sing mawa complongan kanggo geni areng". Alat masak tradisional ini terbuat dari tanah liat, berlubang-lubang, sebagai tempat bara arang.
Ia berlayar jauh di abad 15, mengapung di samudera hingga hinggap di nusantara bersama wok, pasangannya.
Di Jogja, bakmi nyemek anglo masih ada. Selain lezat, ia membangkitkan nostalgia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H