Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bakmi Jawa Nyemek

8 April 2021   18:01 Diperbarui: 8 April 2021   18:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bakmi Jawa nyemek. Kuahnya sedikit, tidak berlimpah. Dibilang kuna, tapi biarlah. Selera berbeda itu pasti sah.

Kusuka percik api. Seperti meteor mini ke sana ke mari. Bila kena kain, bolong-bolong pasti. Kipas ke kanan ke kiri. Menggiring angin, merangsang ingin.

Anglo itu "keren sing mawa complongan kanggo geni areng". Alat masak tradisional ini terbuat dari tanah liat, berlubang-lubang, sebagai tempat bara arang.

Ia berlayar jauh di abad 15, mengapung di samudera hingga hinggap di nusantara bersama wok, pasangannya.

Di Jogja, bakmi nyemek anglo masih ada. Selain lezat, ia membangkitkan nostalgia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun