Mohon tunggu...
BAMBANG SRI HARTONO
BAMBANG SRI HARTONO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen IAIN Pekalongan

Mahasiswa program S3 UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

PSHT Berbagi untuk Negeri

16 Juni 2020   10:59 Diperbarui: 16 Juni 2020   11:08 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kangmas Suripto, S.Pd. (Ketua Dewan Pertimbangan PSHT Cabang Pekalongan) secara simbolis menyerahkan bantuan untuk dibagikan--dokpri

PSHT CABANG PEKALONGAN

BERBAGI UNTUK NEGERI

PENGEJAWANTAHAN AJARAN "URIP IKU URUP".

Oleh : Bambang Sri Hartono

Pada hari Jum'at, tanggal 12 Juni 2020, pukul 16.00 WIB s.d. 18.10 WIB, dilakukan acara Bakti Sosial (Baksos) yang dilakukan oleh anggota Persaudaraan Setia Hati Terate cabang Pekalongan pusat Madiun. Acara di lakukan di dua tempat, yang pertama dilakukan di Bugisan Panjang Wetan dan yang kedua di Slamaran kota Pekalongan. Dua daerah yang sampai hari itu masih tergenang air yang disebabkan oleh naiknya air laut atau biasa disebut banjir rob. Acara ini murni diselenggarakan oleh anggota PSHT cabang Pekalongan. Sebagai pengejawantahan ajaran "Urip iku Urup" yang selalu dijadikan pegangan oleh seluruh anggota PSHT.

Menyusuri banjir rob, dengan satu niat "Berbagi"--dokpri
Menyusuri banjir rob, dengan satu niat "Berbagi"--dokpri
URIP IKU URUP merupakan Falsafah jawa yang harus kita uri-uri sebagai jalan Hidup (Path of life) untuk menuju kebaikan bersama,  Urip iku Urup jika di artikan dengan menggunakan bahasa Indonesia maksudnya adalah Hidup itu Nyala. hidup itu hendaknya memberi manfaat, baik bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain. 

Seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan bukanlah hal yang harus diperhitungkan, tetapi hidup selalu memberi manfaat itu yang harus kita lakukan. Urip iku Urup, menggunakan kata-kata yang hampir mirip, tetapi beda di huruf vokal saja, falsafah ini berasal dari Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga memiliki nama asli yaitu Raden Mas Syahid atau Raden Said.

Penyerahan bantuan kepada masyarakat--dokpri
Penyerahan bantuan kepada masyarakat--dokpri
.

Falsafah ini juga sejalan dengan nilai-nilai agama Islam, Rasulullah pernah bersabda :

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain".  (HR. Ath-Thabarany dalam al-Ausath dan dinilai sahih oleh al-Albany).

Untuk menjadi Manusia yang bermanfaat, salah satu caranya adalah menjadi  bagian dari solusi disetiap masalah, baik masalah kecil maupun masalah besar. Contoh yang paling sederhana adalah bagaimana kita peduli pada lingkungan yang ada disekitar kita, termasuk peduli pada masyarakat yang sedang mengalami musibah karena banjir rob, bukan seberapa banyak yang kita bagi, tetapi kesediaan kita untuk berbagi itu adalah intinya.

Kemauan untuk berbagi dan terus melakukan perbuatan baik harus terus kita lakukan, berbuat baik kepada orang lain sesungguhnya tidak hanya baik bagi orang lain tetapi baik juga untuk diri kita sendiri. Dunia ini bulat, sehingga apapun yang kita perbuat, dia akan kembali pada diri kita sendiri. 

Dan jangan pernah berfikir bahwa saat kita berbuat baik kepada orang lain, orang itu akan berbuat baik kepada kita, terkadang perbuatan baik yang kita lakukan dianggap biasa saja dan bukan kebaikan, kita tidak perlu sedih, apalagi berhenti untuk berbuat baik. Teruslah berbuat baik, dan Ikhlaslah terhadap semua yang kita lakukan. 

Hidup ini tidak seperti menghitung angka matematika, tetapi hidup adalah kehidupan, setiap orang menempati ruang dan waktu serta menjalani ketermasing-masingan. Good things come to people who wait, but better things come to those who go out and get them. (Kebaikan akan datang pada orang-orang yang menunggu, namun hal-hal yang lebih baik akan datang pada mereka yang mau beranjak dan mengejarnya).

Ringan sama di jinjing, berat sama di pikul.--dokpri
Ringan sama di jinjing, berat sama di pikul.--dokpri
Urip iku Urup juga seiring dengan saloka atau pepatah jawa "Sepi ing Pamrih, Rame ing Gawe"  artinya bahwa semua tanggung jawab yang diberikan kepada kita harus kita laksanakan dengan sungguh-sungguh, tanpa  berharap pada imbalan, makna "sepi ing pamrih rame ing gawe" dalam perspektif kekinian bisa di artikan bahwa semua yang kita lakukan harus kita jauhkan dari keinginan untuk mendapatkan imbalan dan pujian. S

epi ing pamrih, rame ing gawe juga bisa di artikan bahwa dalam melakukan sesuatu jangan terlalu memikirkan apa yang kita dapat, tapi lakukan dengan sungguh-sungguh, jangan befikir dapat jenang dulu, tapi dapatkan jeneng dulu, dapatkan point dulu, beru berpikir dapat koin nya. 

Sepi ing pamrih juga menjauhkan kita dari sifat ingin dipuji, dia tidak bercerita tentang kebaikan kita dengan menjelekkan keburukkan orang lain, tetapi melakukan apa yang harus dilakukan, karena bila yang kita harapkan adalah pujian ini akan menjauhkan dari sifat sepi ing pamrih rame ing gawe. Inti dari pepatah sepi ing pamrih rame ing gawe adalah apapun tugas dan tanggung jawab yang diberikan pada kita, lakukanlah dengan sungguh-sungguh. 

Semua pekerjaan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. sesuatu yang sulit biasanya karena kita belum melakukan, terkadang kesulitan hanya dalam fikiran kita, banyak hal-hal yang sebenarnya mudah menjadi sulit karena kita tidak pernah melakukannya. Selama kita mau, pasti ada jalan untuk menyelesaikannya, where there is a will there is a way  (Di mana ada kemauan di situ ada jalan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun