Mohon tunggu...
Bambang Setijoso
Bambang Setijoso Mohon Tunggu... Electromagnetics / Senior Electrical Engineer Specialist -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengejutkan Pergantian Lagi, Dirut dan Komut Garuda Indonesia

13 September 2018   03:01 Diperbarui: 13 September 2018   03:08 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Berita paling mengejutkan ditengah malam ini adalah tentang pergantian Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) tbk, dan sekaligus juga Komisaris Utama (ref. Detikfinance 12 September 2018). Disebutkan dalam berita tersebut bahwa dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui penunjukan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra sebagai Direktur Utama menggantikan Bp Pahala N Mansury yang menjabat sejak April 2017. Beberapa direksi lainnya juga diganti.

Sepengetahuan penulis, Bp. Pahala telah berprestasi bagus dengan keberhasilannya : Menekan kerugian GI dan berhasil melakukan renegosisi kontrak penyewaan pesawat sehingga bisa turun per bulannya US$ 2,5 juta hingga US$ 3 juta (Tempo 18 Juli 18). Disamping itu berbagai prestasi lain telah beliau capai seperti: Berhasil mencapai kesepakatan dengan Pilot dan Karyawan GI (APG dan Sekarga) untuk membatalkan mogok (ref. Jakarta Globe, 6 Juli 18); Berhasil membuat GI meraih Best Cabin Crew untuk kelima kalinya secara berturut turut berdasar Rating Skytrack; Dan berhasil membuat GI termasuk dalam Top Ten Best Airline, versi Skytrack.

Diluar keberhasilan diatas, memang ada hal2 yang perlu dikaji lebih mendalam dan diperbaiki terus menerus (fine tuning) oleh jajaran direksi GI.  Ada beberapa hal yang terkesan kontradikitip dari membandingkan isi Laporan KU Garuda 2017 dengan laporan KU tahun2 sebelumnya. Lebih detilnya bisa pembaca lihat dalam artikel penulis pada Kompasian dengan judul: Yang Mungkin Luput dari Perhatian Jajaran Garuda Indonesia V2 (updated).

Diluar pergantian Dirut, yang juga sangat mengejutkan adalah adanya pergantian Bp Jusman Sfafii Djamal sebagai Komisaris Utama dan menunjuk Agus Santoso sebagai Komisaris Utama sekaligus Independen. Tidak diragukan lagi Bp Jusman adalah sosok paling mumpuni di negeri NKRI tercinta ini jika kita bicara tentang dunia pesawat terbang, termasuk didalamnya industri pembuatan pesawat terbang dan airliner.

Tetapi takdir sudah terjadi, tak ada yang bisa kita lakukan kecuali memberikan inputan kepada KemenBUMN dan pihak GI yang semoga akan mebuat kinerja GI semakin baik lagi.

 

Apa Visi dan Misi Garuda Indonesia

Kalau kita menilik kinerja GI selama ini titik berat terkesan lebih ditekankan pada pendapatan dari pada keuntungan. Memang kinerja GI menunjukkan selama bertahun tahun pendapatan praktis naik terus. Jadi kalau dilihat dari sini sepetinya tidak ada yang keliru. Akan tetapi kenaikan pendapatan tidak otomatis berarti keuntungan. Padahal KemenBUMN lebih concern pada leuntungan daripada sekedar pendapatan.

Visi itu penting, karena dari situ nantinya akan diturunkan Misi dan turunannya yaitu target2 kinerja yang lebih detil. Jika Visinya menekankan pada pendapatan maka ya itulah yang boleh jadi akan menjadi target seluruh jajaran GI. Sebaliknya jika misinya adalah mendapatkan keuntungan maka Misi dan segala bentuk turunan pekerjaan haruslah merefleksikan adanya keuntungan. 

Alias biaya disegala sektor pekerjaan harus lebih kecil dari pendapatan sehingga keuntungan akan diperoleh. Target bulanan, kwartal atau tahunan juga harus mencerminkan target itu (untung), dan bukan sekedar pendapatan.

Dalam konteks ini jajaran komisaris dan direksi GI harus menyadari bahwa menambah jumlah pesawat saja misalnya, belum berarti merupakan solusi yang pas. Bertambahnya jumlah pesawat (jumlah kursi) dan jumlah jalur, memang dapat menaikkan pendapatan. 

Seperti dibuktikan dalam laporan KU selama beberapa tahun konsisten naik. Tetapi tidak serta merta selalu untung. Laporan KU beberapa tahun menujukkan untung rugi silih berganti. Ironisnya justru GI pernah untung besar dengan jumlah armada lebih kecil.

Begini Vision statement  GI : Value-Driven Aviation Group, Bringing Indonesian Hospitality to the World (US$3.5 Billion).

Sekedar sebagai perbadingan bagaimanakah bunyi Vision salah satu airliner yang masuk dalam most prfotitable airline in the globe, dari Southwest Airline. Yaitu sbb : To become the world's most loved, most flown, and most profitable airline. Terkesan statementnya mudah dimengerti, sangat sederhana tetapi kena. Barangkali memang harus begitu dan tidak perlu yang muluk2.

Sebagai tambahan berikut adalah Mission statement dari GI :

Shareholder : Maximize group value for better shareholder return among regional airlines,

Customer : by delivering excellent Indonesian hospitality and world best experiences to customers,

Process : while implementing cost leadership & synergy within group,

Employee : and by engaging passionate & proud employee in one of the most admired company to work for in Indonesia.

Validitas Laporan Keuangan

Membandingkan Laporan KU GI dari satu tahun ke tahun yang lain terlihat ada hal2 yang tidak koheren. Contohnya saja kenaikan harga avtur yang di klaim sebagai penyebab kerugian GI tahun 2017 yoy. Tetapi pada beberapa tahun sebelumnya dengan harga avtur yang jauh lebih tinggi GI malah mencapai keuntungan. Inikan perlu disampaikan penjelasannya dalam laporan KU 2017 supaya clear, tetapi hal itu tidak kita jumpai disana.

Boleh jadi ada kekeliruan dalam Laporan KU, atau laporannya tidak dibangun dari data yang valid. Kalau yang terakhir ini yang terjadi --most likely- maka pekerjaan Dirut baru sungguh akan luar biasa besar dan berat. Akan sulit bagi siapapun melakukan proyeksi kedepan jika KU yang dijadikan acuan isinya tidak sepenuhnya valid. 

Saya kira ini harus menjadi bagian dari langkah2 awal Dirut baru. Jika keabsahan data diragukan maka awareness kepada KemenBUMN harus dibuat asap. Sulit bagi siapapun Dirutnya untuk dapat membuat proyeksi kedepan dan target2 dengan benar jika Laporan KU dan data yang dipakai untuk menyusun Laporan KU tidak akurat.

Bahwa collecting data dari ribuan jam terbang (collective) dari 200 an armada tidaklah mudah, akan makan waktu lama. Ini perlu disadari baik oleh direksi GI maupun KemenBUMN. Bisa blunder jika Dirut baru terburu2 commit pada target baru berbasis Laporan KU yang masih diragukan akurasi kontennya. 

Penulis khawatir ketidak hati2an dalam membuat policy akan berbuntut pasang copot Dirut kembali, seperti yang sudah2, sementara akar rumputnya bukan pada pemilihan Dirut tetapi antara lain pada faktor internal. Semoga saja GI tidak perlu mulai dari nol untuk mendapatkan data akurat jika hasil audit tidak seperti yang diharapkan.

Kepada Dirut baru Bp I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra beserta jajaran Direksi baru, dan Komut Bp Agus Santoso beserta jajaran Komisari yang baru, kami ucapkan selamat menjalankan tugas, semoga sukses.

Cimahi 12 September 2018

Wassallam.

Bambang Setijoso

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun