Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Auditor - Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini hanya untuk tujuan umum. Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi ini. Konsultasikan dengan profesional sebelum membuat keputusan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Artikel lainnya bisa dilihat pada : www.effiqiso.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perundungan, Pelecehan dan Penyembuhan: Cerita Nyata di "Saat Menghadap Tuhan"

31 Oktober 2024   10:29 Diperbarui: 31 Oktober 2024   10:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film 'Saat Menghadap Tuhan' menyampaikan beberapa pesan moral yang mendalam dan penting:

  1. Pentingnya Dukungan dan Persahabatan: Film ini menekankan betapa pentingnya memiliki teman-teman yang mendukung dan memahami. Persahabatan yang kuat dapat membantu seseorang melewati masa-masa sulit dan menghadapi trauma masa lalu.
  2. Keberanian untuk Menghadapi Trauma: Karakter-karakter dalam film ini menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi trauma dan kesulitan hidup mereka. Ini mengajarkan bahwa meskipun masa lalu kita mungkin kelam, kita bisa menemukan kekuatan untuk menghadapinya dan melanjutkan hidup.
  3. Pentingnya Kesehatan Mental: Film ini juga menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi remaja. Menghadapi dan mengatasi masalah mental dengan dukungan yang tepat sangatlah penting untuk kesejahteraan seseorang.
  4. Keadilan dan Keberanian: Melalui karakter Nala, film ini menunjukkan pentingnya melawan ketidakadilan dan berani berbicara tentang pelecehan yang dialami. Ini mengajarkan bahwa melaporkan kejahatan dan mencari keadilan adalah langkah penting dalam proses penyembuhan.
  5. Pengampunan dan Penebusan: Damar, yang merasa bersalah atas masa lalunya, belajar untuk memaafkan dirinya sendiri dan mencari penebusan. Ini mengajarkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua dan bahwa pengampunan adalah bagian penting dari proses penyembuhan.

Bagaimana akhir cerita film ini?

Akhir cerita film 'Saat Menghadap Tuhan' sangat emosional dan penuh harapan. Setelah melalui berbagai konflik dan trauma, keempat sahabat---Damar, Gito, Nala, dan Marlo---akhirnya menemukan kekuatan dalam persahabatan mereka untuk menghadapi masa lalu dan memulai proses penyembuhan.

Damar berhasil mengatasi rasa bersalahnya atas kejadian masa kecilnya dan memaafkan dirinya sendiri. Gito menemukan keberanian untuk melawan perundungan dan mulai membangun kembali rasa percaya dirinya. Nala mendapatkan keadilan atas pelecehan yang dialaminya dan memulai proses penyembuhan dengan dukungan penuh dari teman-temannyaMarlo juga memperbaiki hubungannya dengan ayahnya dan mulai membuka diri lebih banyak kepada teman-temannya.

Film ini berakhir dengan keempat sahabat yang duduk bersama di tempat favorit mereka, berbicara tentang masa depan dan impian mereka. Momen ini menunjukkan bahwa meskipun mereka telah melalui banyak kesulitan, persahabatan dan dukungan satu sama lain memberikan mereka harapan dan kekuatan untuk melanjutkan hidup.

Apa kata kritikus film?

Film 'Saat Menghadap Tuhan' mendapat beragam ulasan dari kritikus film. Secara umum, film ini dipuji karena keberaniannya mengangkat isu-isu sensitif dan penting seperti perundungan, pelecehan seksual, dan kesehatan mental remaja. Berikut beberapa pandangan dari kritikus:

  1. Tempo.co menyebut film ini sebagai eksplorasi mendalam terhadap isu-isu yang sering diabaikan dalam masyarakat. Sutradara Rudi Soedjarwo berhasil menyampaikan pesan penting tentang tanggung jawab sosial dan pentingnya dukungan terhadap remaja yang mengalami trauma.
  2. Letterboxd memberikan ulasan positif, menyoroti bagaimana film ini berhasil menggambarkan sisi gelap sifat manusia dan dampak dari trauma yang dialami oleh para karakter. Kritikus juga memuji akting para pemain muda yang mampu menyampaikan emosi dengan sangat realistis.
  3. Hypeabis menyoroti penggunaan efek visual dan penataan cahaya yang dramatis, yang memperkuat suasana mencekam dan emosional dalam film ini. Kritikus juga mengapresiasi lokasi dan lingkungan pemukiman yang realistis, yang menambah kedalaman cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun