Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Auditor - Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini hanya untuk tujuan umum. Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi ini. Konsultasikan dengan profesional sebelum membuat keputusan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Artikel lainnya bisa dilihat pada : www.effiqiso.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lingkungan Toxic: Apa yang Salah? Jan...!

30 Oktober 2024   16:17 Diperbarui: 31 Oktober 2024   05:38 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bullying adalah masalah yang kompleks dan sangat meresahkan bagi banyak orang tua, anak remaja, psikolog, dan guru. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, bullying tidak hanya terjadi di lingkungan fisik tetapi juga merambah ke ranah digital. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang mengapa anak-anak bisa menjadi korban bullying dan bagaimana kita dapat memahami serta mengatasinya dari sudut pandang keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Mengapa Topik Ini Penting?

Bullying bukanlah hal baru, tetapi dampak negatifnya terhadap kesehatan mental dan fisik anak-anak membuatnya menjadi isu yang harus segera diatasi. Menurut UNICEF, lebih dari sepertiga siswa berusia 13-15 tahun di seluruh dunia mengalami bullying secara teratur. Untuk benar-benar memahami dan mengatasi masalah ini, penting bagi kita untuk mengeksplorasi penyebabnya dari berbagai perspektif.

Berdasarkan data terbaru dari Rapor Pendidikan 2022-2023 yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, sebanyak 24,4 persen peserta didik di Indonesia mengalami berbagai jenis perundungan (bullying). Data ini mencakup perundungan fisik, verbal, relasional, dan cyberbullying.

Selain itu, survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang memiliki program anti-bullying dan kebijakan yang jelas cenderung memiliki tingkat insiden bullying yang lebih rendah. Ini menunjukkan pentingnya kebijakan dan program yang efektif dalam mengurangi kejadian bullying di sekolah.

Tujuan dari Artikel Ini

Artikel ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam tentang penyebab bullying dengan melihat dinamika keluarga, lingkungan sekolah, dan norma-norma masyarakat. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat mencari solusi yang efektif untuk mencegah dan mengatasi bullying.

Definisi Bullying

Sebagai langkah awal, mari kita definisikan bullying. Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang terhadap individu yang dianggap lebih lemah. Bentuknya bisa berupa fisik, verbal, sosial, atau cyberbullying. Memahami jenis-jenis bullying ini penting agar kita dapat mengenali dan meresponsnya dengan tepat.

Perspektif Keluarga

Dinamika Keluarga

Pola asuh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perilaku anak. Pola asuh yang otoriter atau permisif dapat memicu perilaku agresif atau sebaliknya, membuat anak menjadi target bullying. Selain itu, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua dapat membuat anak merasa tidak berharga, sehingga rentan terhadap bullying.

Kekerasan dalam Rumah Tangga

Lingkungan rumah yang penuh kekerasan, baik fisik maupun verbal, dapat memengaruhi perilaku anak. Anak yang sering menyaksikan atau mengalami kekerasan di rumah cenderung meniru perilaku tersebut di luar rumah, termasuk di sekolah.

Peran Model Perilaku

Orang tua dan saudara kandung adalah model utama bagi anak-anak. Jika mereka menunjukkan perilaku negatif, anak-anak mungkin akan mengikutinya. Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk menunjukkan perilaku positif dan mendukung.

Kondisi Ekonomi dan Sosial

Stres ekonomi dan masalah sosial lainnya dalam keluarga dapat berdampak langsung pada kesejahteraan emosional anak. Anak-anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi sulit sering kali menjadi sasaran bullying karena dianggap berbeda.

Bagaimana cara mengatasi bullying di rumah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun