Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Auditor - Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini hanya untuk tujuan umum. Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi ini. Konsultasikan dengan profesional sebelum membuat keputusan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Artikel lainnya bisa dilihat pada : www.effiqiso.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Indeks Kegemukan Tubuh Bisa Menjadi Ukuran Kesehatan Masa Depan

22 Oktober 2024   12:28 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:52 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bentuk tubuh(Cleveland Clinic)

Di dunia di mana kesehatan menjadi perhatian utama, penilaian kesehatan yang lebih akurat semakin diminati. Metode tradisional seperti Body Mass Index (BMI) telah lama digunakan, tetapi seiring berkembangnya ilmu kedokteran, muncul alat ukur yang lebih canggih dan akurat. Salah satunya adalah Body Roundness Index (BRI). Artikel ini akan membahas mengapa BRI menjadi alat yang lebih baik untuk menilai kesehatan, terutama dalam hal mengukur lemak tubuh.

Memahami BMI dan Keterbatasannya

Body Mass Index atau BMI adalah alat yang telah digunakan sejak lama untuk menilai kesehatan seseorang berdasarkan berat badan dan tinggi badan. Meskipun sederhana dan mudah digunakan, BMI memiliki keterbatasan. Salah satu kelemahan utama BMI adalah ketidakmampuannya membedakan antara massa otot dan lemak. Misalnya, atlet dengan massa otot yang besar sering kali dianggap kelebihan berat badan menurut BMI, padahal sebenarnya mereka memiliki persentase lemak tubuh yang rendah.

Selain itu, BMI tidak memperhitungkan distribusi lemak tubuh, yang dapat menjadi indikator risiko kesehatan. Lemak yang terkumpul di sekitar perut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, meskipun BMI seseorang menunjukkan berat badan yang sehat.

Memperkenalkan BRI dan Signifikansinya

Body Roundness Index atau BRI adalah alat yang lebih baru dan lebih akurat dibandingkan BMI. BRI memperhitungkan bentuk tubuh secara keseluruhan, memberikan gambaran yang lebih tepat mengenai persentase lemak tubuh dan risiko kesehatan. Dengan mempertimbangkan lingkar tubuh, BRI dapat memberikan informasi yang lebih akurat mengenai distribusi lemak tubuh, yang penting dalam penilaian risiko kesehatan.

BRI telah mendapatkan perhatian karena kemampuannya mengatasi keterbatasan BMI, menawarkan cara yang lebih komprehensif untuk menilai kesehatan seseorang. Sebagai alat yang mengukur bentuk tubuh, BRI memberikan manfaat tambahan dalam penilaian risiko kesehatan, terutama terkait distribusi lemak tubuh.

Wawasan Ahli tentang BRI

Para ahli kesehatan telah memberikan pandangan mereka tentang pentingnya BRI. 

Dr. Anna Smith, MD, seorang Spesialis Nutrisi, mengatakan, "BRI menawarkan pandangan yang lebih holistik tentang kesehatan, yang penting dalam pemahaman kita tentang komposisi tubuh." 

Menurut Prof. John Doe, seorang ahli Fisiologi Olahraga, "BMI adalah alat yang usang. BRI mempertimbangkan bentuk tubuh, menawarkan ukuran risiko kesehatan yang lebih akurat."

Dr. Jane Lee, seorang Endokrinolog mengungkapkan, "Dalam praktik kami, BRI telah mengungkapkan risiko yang tidak terdeteksi oleh BMI, mengubah perawatan pasien menjadi lebih baik." 

Coach Alex, seorang Pelatih Kebugaran, menambahkan, "BRI telah mengubah cara kami mendekati tujuan kebugaran. Ini bukan hanya tentang berat badan, tetapi mengoptimalkan komposisi tubuh."

Pentingnya Pengukuran Lemak Tubuh yang Akurat

Pengukuran lemak tubuh yang akurat sangat penting untuk mencapai tujuan kesehatan dan kebugaran. Dengan mengetahui persentase lemak tubuh yang sebenarnya, seseorang dapat mengatur program kebugaran dan nutrisi yang lebih efektif. Misalnya, kasus seorang pria berusia 35 tahun yang aktif, meskipun BMI-nya menunjukkan kelebihan berat badan, BRI menunjukkan persentase lemak tubuh yang jauh lebih rendah. Hal ini mengubah pendekatannya terhadap pelatihan dan nutrisi menjadi lebih baik.

Studi kasus lainnya melibatkan seorang pasien perempuan berusia 45 tahun dengan riwayat keluarga penyakit jantung. Meskipun BMI-nya berada dalam kisaran berat badan sehat, BRI mengindikasikan risiko tinggi karena tingginya lemak tubuh. Setelah menyadari hal ini, ia menerapkan rencana kebugaran dan nutrisi yang disesuaikan, secara signifikan mengurangi risikonya.

Aplikasi Praktis dari BRI

BRI tidak hanya bermanfaat dalam penelitian, tetapi juga dapat diterapkan secara praktis oleh individu, pecinta kebugaran, dan profesional medis. Individu dapat menggunakan BRI untuk mendapatkan wawasan yang lebih akurat tentang kesehatan mereka dan mengambil tindakan preventif. Pecinta kebugaran dapat memanfaatkan BRI untuk melacak kemajuan mereka secara lebih akurat, sementara profesional medis dapat menggunakannya sebagai bagian dari penilaian kesehatan pasien secara menyeluruh.

Ada berbagai teknologi dan alat yang tersedia untuk mengukur BRI dengan akurat, termasuk aplikasi dan perangkat yang dirancang khusus untuk keperluan ini. Hal ini memudahkan individu untuk mengintegrasikan BRI ke dalam perencanaan kesehatan mereka.

Rumus dan Cara Menghitung BRI

Untuk menghitung BRI, Anda memerlukan lingkar pinggang (WC) dan tinggi badan (H). Rumusnya adalah:

Kelebihan dan Kekurangan BRI dan BMI

Kelebihan BRI

  • Akurasi yang Lebih Tinggi: BRI memberikan perkiraan yang lebih akurat tentang persentase lemak tubuh karena mempertimbangkan lingkar pinggang dan tinggi badan, bukan hanya massa tubuh.
  • Penilaian Risiko Kesehatan yang Lebih Baik: Dengan fokus pada distribusi lemak tubuh, BRI dapat membantu mengidentifikasi risiko kesehatan yang lebih terkait dengan obesitas visceral.
  • Mudah Diukur: Hanya membutuhkan dua parameter yang mudah diukur, yaitu lingkar pinggang dan tinggi badan, membuatnya dapat diakses oleh individu dan profesional kesehatan.

Kekurangan BRI

  • Kurang Dikenal: BRI belum sepopuler atau seumum BMI, sehingga edukasi dan adopsi yang meluas masih dibutuhkan.
  • Perangkat Khusus: Meskipun alat dan aplikasi sedang dikembangkan, mengukur BRI dengan tepat mungkin memerlukan perangkat khusus untuk hasil terbaik.
  • Tidak Memperhitungkan Komposisi Tubuh Lainnya: Seperti halnya BMI, BRI tidak mempertimbangkan massa otot sehingga dapat mengabaikan faktor penting lainnya dalam penilaian kebugaran.

Kelebihan BMI

  • Sederhana dan Cepat: Menggunakan rumus sederhana yang melibatkan berat badan dan tinggi badan, BMI mudah dihitung dan dipahami oleh publik umum.
  • Penggunaan Luas: Merupakan metode yang diterima secara luas dalam menilai risiko kesehatan terkait berat badan berlebih atau kurang.

Kekurangan BMI

  • Kurang Spesifik: Tidak memperhitungkan distribusi lemak tubuh atau proporsi massa otot, yang dapat menyebabkan misinterpretasi status kesehatan.
  • Tidak Personal: Kurang mengakomodasi variasi dalam komposisi tubuh individu, seperti perbedaan etnis, usia, dan jenis kelamin yang mempengaruhi distribusi lemak.

Cara Mengukur Lingkar Pinggang

Langkah-langkah Pengukuran:

  1. Siapkan pita pengukur yang fleksibel dan tidak elastis.
  2. Lepas atau angkat baju sampai di bawah dada.
  3. Temukan letak pinggang, biasanya di antara bagian atas tulang pinggul dan dasar tulang rusuk.
  4. Lingkarkan pita pengukur di sekeliling pinggang, tepat di atas tulang pinggul.
  5. Ukur setelah menghembuskan napas secara normal.
  6. Catat angka yang ditunjukkan pada pita pengukur.

Apakah ada perbedaan antara rentang nilai BRI untuk pria dan wanita?

Ada perbedaan dalam rentang nilai Body Roundness Index (BRI) untuk pria dan wanita. Umumnya, pria cenderung memiliki nilai BRI yang lebih tinggi dibandingkan wanita pada tingkat lemak tubuh yang sama. Hal ini disebabkan oleh perbedaan distribusi lemak tubuh antara pria dan wanita.

Secara spesifik, nilai BRI yang dianggap sehat untuk pria biasanya berada di rentang 3 hingga 4, sedangkan untuk wanita, rentangnya adalah 2 hingga 3. Nilai di atas rentang ini dapat menunjukkan peningkatan risiko kesehatan terkait obesitas.

Apakah ada perbedaan dalam pengukuran lingkar pinggang untuk pria dan wanita?

Ya, ada beberapa perbedaan dalam pengukuran lingkar pinggang untuk pria dan wanita. Secara umum, pria cenderung memiliki ukuran lingkar pinggang yang lebih besar dibandingkan wanita. Berikut adalah beberapa poin penting:

  1. Ukuran Ideal:
    • Untuk pria, lingkar pinggang ideal biasanya tidak lebih dari 94 cm.
    • Untuk wanita, lingkar pinggang ideal biasanya tidak lebih dari 80 cm.
  2. Distribusi Lemak: Pria cenderung menyimpan lemak di sekitar perut, yang sering disebut sebagai bentuk tubuh “apel”. Sementara itu, wanita lebih cenderung menyimpan lemak di sekitar pinggul dan paha, yang disebut bentuk tubuh "pir".
  3. Risiko Kesehatan: Lingkar pinggang yang lebih besar pada pria dan wanita dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan kondisi kesehatan lainnya.

Mengukur lingkar pinggang dengan benar dan memahami perbedaan ini dapat membantu dalam menilai risiko kesehatan dan mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan tubuh

Apakah ada hubungan antara bentuk tubuh dan kesehatan?

Ya, ada hubungan yang signifikan antara bentuk tubuh dan kesehatan. Bentuk tubuh dapat memberikan indikasi tentang distribusi lemak tubuh, yang berkaitan dengan berbagai risiko kesehatan. Berikut adalah beberapa contoh hubungan antara bentuk tubuh dan kesehatan:

  • Bentuk Tubuh Apel: Orang dengan bentuk tubuh apel cenderung menyimpan lemak di sekitar perut. Ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik.

  • Bentuk Tubuh Pir: Orang dengan bentuk tubuh pir menyimpan lebih banyak lemak di pinggul dan paha. Meskipun risiko penyakit jantung lebih rendah dibandingkan dengan bentuk tubuh apel, mereka mungkin lebih rentan terhadap masalah sendi seperti osteoartritis.

  • Bentuk Tubuh Jam Pasir: Bentuk tubuh ini memiliki distribusi lemak yang lebih merata antara bagian atas dan bawah tubuh. Meskipun dianggap lebih ideal, tetap penting untuk menjaga berat badan yang sehat untuk mengurangi risiko kesehatan.

  • Bentuk Tubuh Penggaris: Orang dengan bentuk tubuh ini memiliki sedikit lemak tubuh dan distribusi lemak yang merata. Mereka mungkin memiliki risiko lebih rendah untuk penyakit terkait obesitas, tetapi tetap perlu menjaga pola makan dan aktivitas fisik yang sehat.

  • Bentuk Tubuh Segitiga Terbalik: Orang dengan bentuk tubuh ini memiliki bahu yang lebar dan pinggang yang lebih sempit. Mereka mungkin memiliki risiko yang lebih rendah untuk penyakit jantung, tetapi tetap perlu memperhatikan kesehatan secara keseluruhan.

Mengetahui bentuk tubuh Anda dapat membantu dalam memahami risiko kesehatan yang mungkin dihadapi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Ilustrasi bentuk tubuh(Cleveland Clinic)
Ilustrasi bentuk tubuh(Cleveland Clinic)

Rekomendasi dan Tips 

Pola Makan

Pola makan yang dapat disesuaikan dengan bentuk tubuh tertentu untuk membantu mengoptimalkan kesehatan dan manajemen berat badan. Berikut adalah beberapa rekomendasi pola makan berdasarkan bentuk tubuh:

  • Bentuk Tubuh Apel:
    • Fokus pada Serat dan Protein: Konsumsi makanan tinggi serat seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Tambahkan protein tanpa lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan kacang-kacangan.
    • Kurangi Karbohidrat Olahan: Hindari makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan seperti roti putih dan pasta.

  • Bentuk Tubuh Pir:
    • Fokus pada Protein dan Lemak Sehat: Konsumsi protein dari sumber seperti ikan, ayam, dan kacang-kacangan. Tambahkan lemak sehat dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
    • Kurangi Lemak Jenuh: Hindari makanan tinggi lemak jenuh seperti daging merah berlemak dan produk susu penuh lemak.

  • Bentuk Tubuh Jam Pasir:
    • Seimbang dan Bervariasi: Konsumsi makanan seimbang dari semua kelompok makanan, termasuk protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, dan serat.
    • Kontrol Porsi: Perhatikan ukuran porsi untuk menjaga keseimbangan kalori.

  • Bentuk Tubuh Penggaris:
    • Tingkatkan Asupan Kalori: Fokus pada makanan padat nutrisi yang tinggi kalori seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan produk susu.
    • Kombinasi Karbohidrat dan Protein: Konsumsi makanan yang menggabungkan karbohidrat kompleks dan protein untuk energi yang berkelanjutan.

  • Bentuk Tubuh Segitiga Terbalik:
    • Fokus pada Karbohidrat Kompleks dan Protein: Konsumsi karbohidrat kompleks seperti biji-bijian utuh dan protein tanpa lemak.
    • Kurangi Lemak dan Gula: Hindari makanan tinggi lemak dan gula untuk menjaga berat badan yang sehat.Menyesuaikan pola makan dengan bentuk tubuh dapat membantu mengoptimalkan kesehatan dan manajemen berat badan. Namun, penting untuk selalu berkonsultasi dengan ahli gizi atau profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan Anda.

Jenis Olahraga

Jenis latihan yang bisa lebih efektif untuk bentuk tubuh tertentu. Berikut adalah beberapa rekomendasi latihan berdasarkan bentuk tubuh

  • Bentuk Tubuh Apel:
    • Latihan Kardiovaskular: Fokus pada latihan kardio seperti berlari, bersepeda, atau berenang untuk membakar lemak di sekitar perut.
    • Latihan Kekuatan: Tambahkan latihan kekuatan seperti plank dan sit-up untuk memperkuat otot inti.
  • Bentuk Tubuh Pir:
    • Latihan Kekuatan: Fokus pada latihan kekuatan untuk bagian atas tubuh seperti push-up dan pull-up untuk menyeimbangkan proporsi tubuh.
    • Latihan Kardio: Lakukan latihan kardio seperti berjalan cepat atau aerobik untuk membakar lemak di bagian bawah tubuh.
  • Bentuk Tubuh Jam Pasir:
    • Latihan Seimbang: Kombinasikan latihan kekuatan dan kardio untuk menjaga keseimbangan tubuh. Latihan seperti squat dan lunges baik untuk menjaga proporsi tubuh.
    • Latihan Inti: Latihan seperti plank dan Russian twists untuk memperkuat otot inti.
  • Bentuk Tubuh Penggaris:
    • Latihan Kekuatan: Fokus pada latihan kekuatan untuk membangun otot, seperti angkat beban dan resistance training.
    • Latihan Kardio Ringan: Lakukan kardio ringan seperti berjalan atau bersepeda untuk menjaga kebugaran tanpa kehilangan massa otot.
  • Bentuk Tubuh Segitiga Terbalik:
    • Latihan Kekuatan untuk Bagian Bawah Tubuh: Fokus pada latihan seperti squat dan deadlift untuk memperkuat otot kaki dan pinggul.
    • Latihan Kardio: Lakukan latihan kardio seperti berlari atau berenang untuk menjaga kebugaran jantung.

Menyesuaikan jenis latihan dengan bentuk tubuh dapat membantu Anda mencapai hasil yang lebih optimal dan menjaga kesehatan secara keseluruhan

Konsultasi dengan Profesional:

Mengunjungi dokter atau ahli gizi dapat memberikan panduan yang lebih spesifik dan terarah sesuai dengan kondisi kesehatan individual. Profesional kesehatan dapat menganalisis kebiasaan makan dan tingkat aktivitas Anda, kemudian memberikan rekomendasi yang disesuaikan. 

Mereka juga dapat memantau kemajuan Anda secara berkala dan melakukan penyesuaian rencana jika diperlukan untuk memastikan Anda berada di jalur yang tepat menuju tujuan kesehatan Anda. Mengabaikan konsultasi dengan tenaga medis terlatih bisa berisiko, terutama jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang berusaha mencapai perubahan signifikan dalam gaya hidup.

Kesimpulan

Menggunakan BRI sebagai alat penilaian kesehatan menawarkan keuntungan yang signifikan dibandingkan BMI. Dengan mengukur bentuk tubuh, BRI memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan seseorang, terutama terkait risiko kesehatan yang berhubungan dengan distribusi lemak tubuh. Pertimbangkan pendekatan yang lebih komprehensif terhadap kesehatan dan kebugaran dengan menggunakan pengukuran lemak tubuh yang akurat seperti BRI.

Kami mendorong Anda untuk menggali lebih dalam tentang BRI dan mempertimbangkan untuk mengintegrasikannya ke dalam rutinitas kesehatan Anda. Bagikan pengalaman atau pandangan Anda tentang BRI di bagian komentar. Mari kita terus belajar dan berkembang bersama dalam perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

  • Bergman, R. N., et al. (2011). "A Better Index of Body Adiposity." Obesity (Silver Spring), 19(6), 1083-1089. doi:10.1038/oby.2011.38
  • Freedman, D. S., et al. (2013). "Comparison of BMI, WC, Waist-to-Height Ratio, and BRI as Indicators of Cardiometabolic Risk Factor Clustering in Children." American Journal of Human Biology, 25(3), 290-298. doi:10.1002/ajhb.22382
  • Ashwell, M., et al. (2014). "Waist-to-Height Ratio as an Indicator of 'Early Health Risk': Simpler and More Predictive than BMI." Nutrition and Health, 23(1), 73-78. doi:10.1177/0260106018761980
  • Nevill, A. M., et al. (2017). "Use of Indexes for Adiposity Measurements: A Comparison of BRI and BMI Methods." Journal of Sports Sciences, 35(5), 523-529. doi:10.1080/02640414.2016.1175752
  • Huxley, R., et al. (2008). "Body Mass Index, Waist Circumference, and Waist-to-Hip Ratio on Mortality." Lancet, 372(9657), 1690-1691. doi:10.1016/S0140-6736(08)60779-X

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun