Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Auditor - Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini hanya untuk tujuan umum. Kami tidak bertanggung jawab atas tindakan yang diambil berdasarkan informasi ini. Konsultasikan dengan profesional sebelum membuat keputusan. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari penggunaan informasi ini. Artikel lainnya bisa dilihat pada : www.effiqiso.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidur 5 Jam, Teman atau Musuh bagi Kesehatan Anda?

20 Oktober 2024   14:59 Diperbarui: 23 Oktober 2024   14:23 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Dampak Tidur dan Kesehatan. Photo: Freepik.com

Tidur adalah bagian penting dari rutinitas harian kita, tetapi ada banyak perdebatan mengenai berapa banyak tidur yang sebenarnya kita butuhkan. Apakah lima jam cukup bagi kesehatan kita? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai perspektif tentang apakah tidur lima jam sudah cukup atau tidak, serta dampaknya terhadap kesehatan kita. 

Memahami Pentingnya Tidur untuk Kesehatan dan Kesejahteraan

Tidur memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental kita. National Sleep Foundation menekankan bahwa tidur yang direkomendasikan antara 7-9 jam sangat penting untuk fungsi kognitif dan kesejahteraan emosional. Tanpa tidur yang cukup, kita mungkin menghadapi masalah serius seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, sebagaimana diperingatkan oleh American Academy of Sleep Medicine.

Namun, beberapa orang mengklaim bahwa mereka dapat berfungsi dengan baik hanya dengan lima jam tidur. Mereka berpendapat bahwa tubuh mereka telah terbiasa dengan pola tidur yang lebih singkat dan tetap merasa bugar serta produktif sepanjang hari. Istilah "short sleeper" sering digunakan untuk menggambarkan orang-orang ini, yang tampaknya dapat menghindari dampak negatif dari kurang tidur. Akan tetapi, ini mungkin tidak berlaku bagi semua orang, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Adalah penting untuk mendengarkan sinyal tubuh kita dan menyesuaikan pola tidur kita demi kesehatan yang optimal.

Ilmu di Balik Jam Tidur yang Direkomendasikan

Mengapa 7-9 jam dianggap ideal? Menurut studi yang dipublikasikan di Journal of Sleep Research, tidur yang cukup mengurangi risiko kematian sebesar 13%, terutama akibat penyakit kardiovaskular. Tubuh kita membutuhkan waktu ini untuk memulihkan diri, memperbaiki sel, dan memproses informasi yang telah kita serap sepanjang hair.

Selama tidur, tubuh kita juga terlibat dalam berbagai proses vital lain yang berguna untuk kesehatan secara keseluruhan. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk fungsi sensorik dan penilaian emosional memiliki kesempatan untuk beristirahat dan menyusun ulang impuls-impuls syaraf. Ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati kita. Selain itu, tidur mempengaruhi pengaturan hormon, termasuk hormon perangsang nafsu makan seperti ghrelin dan leptin. Dengan tidur yang cukup, kita dapat mengendalikan nafsu makan lebih baik, yang dapat membantu dalam menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko obesitas. Oleh karena itu, tidur bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan penting untuk membangun gaya hidup sehat dan aktif.

Durasi tidur berdasarkan usia

Berikut adalah rekomendasi durasi tidur yang baik berdasarkan usia:

  • Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari.
  • Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam per hari.
  • Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari.
  • Anak prasekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari.
  • Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari.
  • Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam per hari
  • Dewasa muda (18-25 tahun): 7-9 jam per hari.
  • Dewasa (26-64 tahun): 7-9 jam per hari.
  • Lansia (65 tahun ke atas): 7-8 jam per hari.

Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental.

Dampak Kurang Tidur pada Berbagai Aspek Kehidupan

Kurang tidur bisa berdampak negatif pada kesehatan kita. Menurut CDC, 35% orang dewasa di Amerika Serikat melaporkan tidur kurang dari 7 jam per malam. Kurangnya tidur dapat mempengaruhi kesehatan fisik dengan meningkatkan risiko penyakit kronis, juga mempengaruhi kesehatan mental dengan meningkatkan stres dan kecemasan, sebuah fenomena yang diamati oleh National Sleep Foundation selama pandemi COVID-19.

Selain itu, dampak kurang tidur juga terlihat pada produktivitas dan konsentrasi. Individu yang tidak mendapatkan tidur cukup sering mengalami kesulitan fokus dan membuat keputusan, serta kinerja kognitif yang menurun. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas di tempat kerja atau sekolah. Dari segi emotional, kurang tidur dapat memperburuk suasana hati dan meningkatkan risiko depresi. Dalam jangka panjang, kebiasaan tidur yang buruk dapat menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus, di mana kurang tidur menyebabkan stress, dan stres itu sendiri mempersulit tidur. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang untuk merencanakan waktu tidur yang cukup dan berkualitas, untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental yang optimal.

Studi Kasus dan Pengalaman Pribadi dari Mereka yang Tidur 5 Jam atau Kurang

Banyak orang yang mencoba bertahan dengan tidur lima jam atau kurang. Beberapa mungkin merasa baik-baik saja, tetapi banyak juga yang melaporkan masalah seperti kelelahan kronis dan kurang fokus. Dr. Alex Dimitriu mengatakan, "Kualitas lebih penting daripada kuantitas; ini tentang seberapa dalam tidur Anda, bukan hanya jamnya."

Dalam satu studi yang dilakukan oleh Universitas Harvard, peneliti menemukan bahwa individu yang tidur kurang dari enam jam semalam memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hipertensi, obesitas, dan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam. Namun, beberapa orang sukses mengklaim bahwa mereka bisa berfungsi dengan baik hanya dengan beberapa jam tidur per malam. Pebisnis terkenal seperti Elon Musk dan Martha Stewart sering menyebutkan jadwal tidur mereka yang singkat namun padat. Meskipun demikian, para ahli kesehatan berpendapat bahwa ini seharusnya tidak dijadikan patokan bagi kebanyakan orang, karena efek kurang tidur dapat berbeda tergantung pada individu. Berikutnya, kita akan melihat pengalaman beberapa orang yang telah mencoba eksperimen tidur dengan jam minimal, dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan mereka dari hari ke hari. Apakah benar mereka dapat meningkatkan jam produktif mereka tanpa mengorbankan kesehatan, ataukah justru sebaliknya?

Strategi untuk Mengoptimalkan Kualitas dan Kuantitas Tidur

Ada berbagai cara untuk meningkatkan kualitas tidur kita. Pertama, menjaga jadwal tidur yang konsisten penting. Selain itu, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan menghindari kafein atau layar elektronik sebelum tidur juga bisa membantu. Mempraktikkan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga, juga bisa bermanfaat.

Menjaga kebugaran fisik melalui olahraga teratur bisa berkontribusi pada tidur yang lebih nyenyak. Olahraga membantu mengurangi stress, kecemasan, dan menyeimbangkan hormon tubuh, yang semuanya berdampak positif pada tidur. Selain itu, penting juga untuk memantau kebiasaan diet. Makan malam yang ringan dan menghindari makanan berat sebelum tidur dapat membantu menghindari gangguan pencernaan yang sering mengganggu tidur. Menjaga keseimbangan antara waktu kerja dan istirahat juga merupakan aspek pending, karena stres akibat pekerjaan bisa berdampak negatif pada kualitas tidur. Penggunaan aromaterapi, seperti lavender atau chamomile, telah terbukti membantu menciptakan suasana yang menenangkan dan mendorong tidur yang lebih baik. Dengan memperhatikan berbagai faktor ini, kita dapat menciptakan rutinitas tidur yang lebih efektif dan lebih sehat.

Peran Teknologi dalam Melacak dan Meningkatkan Tidur

Teknologi modern menawarkan berbagai aplikasi dan perangkat yang dapat membantu melacak pola tidur kita. Misalnya, smartwatch dan aplikasi smartphone dapat memantau siklus tidur kita dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan. Namun, penting untuk menggunakan teknologi ini dengan bijak dan tidak terlalu bergantung padanya.

Menggabungkan teknologi dengan kebiasaan tidur tradisional dapat memberikan manfaat yang optimal. Misalnya, menggunakan aplikasi meditasi sebelum tidur dapat membantu menenangkan pikiran dan mempersiapkan tubuh untuk tidur. Teknologi pencahayaan pintar yang dapat menyesuaikan intensitas cahaya secara otomatis dapat menciptakan lingkungan tidur yang lebih mendukung. Namun, kita harus tetap waspada terhadap potensi gangguan yang dapat ditimbulkan oleh perangkat elektronik, seperti paparan cahaya biru, yang dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang esensial untuk tidur. Dengan memanfaatkan teknologi secara seimbang, kita dapat memperbaiki kualitas tidur kita tanpa mengorbankan kebiasaan sehat lainnya.

Membongkar Mitos tentang Tidur dan Produktivitas

Ada mitos bahwa tidur sedikit berarti lebih produktif, tetapi ini tidak benar. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur justru dapat mengurangi produktivitas dan kemampuan kognitif kita. Michael J. Breus, Ph.D., menyarankan, "Memahami kebutuhan tidur pribadi Anda adalah langkah pertama untuk meningkatkan kesehatan tidur Anda."

Para ahli kesehatan sepakat bahwa kualitas tidur yang baik sangat penting untuk fungsi optimal otak dan tubuh. Selain itu, tidur yang cukup membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Mengabaikan pentingnya tidur dapat berdampak negatif tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental. Kurang tidur telah dikaitkan dengan peningkatan stress, depresi, dan kecemasan. Oleh karena itu, memahami dan memenuhi kebutuhan tidur yang tepat harus menjadi prioritas bagi setiap individu yang ingin menjalani kehidupan yang sehat dan seimbang.

Strategi untuk meningkatkan kualitas tidur meliputi menciptakan rutinitas tidur yang konsisten setiap malam. Mulailah dengan menentukan jam tidur dan bangun yang tetap, bahkan di akhir pekan, untuk membantu mengatur jam biologis tubuh. Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan kamar tidur yang nyaman dengan suhu yang sejuk, peredupan cahaya, dan mengurangi kebisingan yang dapat mengganggu. Menghindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur juga dapat membantu tubuh lebih mudah memasuki fase tidur yang nyenyak. Aktivitas relaksasi seperti yoga atau meditasi sebelum tidur dapat turut meningkatkan kualitas tidur dengan menenangkan pikiran dan merilekskan tubuh. Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini, kita dapat memiliki tidur yang lebih nyenyak dan kehidupan sehari-hari yang lebih produktif dan menyenangkan.

Menyimpulkan Pentingnya Rutinitas Tidur yang Sehat dan Mendengarkan Tubuh Anda

Memiliki rutinitas tidur yang sehat sangat penting untuk kesehatan jangka panjang. Mendengarkan tubuh Anda dan memenuhi kebutuhannya adalah kunci untuk mendapatkan tidur berkualitas. Sebagai penutup, kami mengajak Anda untuk berbagi cerita tidur dan tips Anda sendiri untuk membantu orang lain meningkatkan kualitas tidur mereka.

Menghindari penggunaan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur juga merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas tidur. Cahaya biru dari layar dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang membantu mengatur siklus tidur. Sebagai gantinya, habiskan waktu sebelum tidur dengan kegiatan yang menenangkan seperti membaca buku, mendengarkan musik lembut, atau menulis jurnal. Ini tidak hanya akan membantu mengalihkan perhatian dari teknologi, tetapi juga memberikan kesempatan untuk merenung dan mempersiapkan diri untuk tidur nyenyak. Mengintegrasikan kebiasaan ini ke dalam kehidupan sehari-hari akan membantu menciptakan lingkungan tidur yang sehat dan mendukung kesejahteraan keseluruhan.

Daftar Pustaka

  1. Walker, Matthew. Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams. Scribner, 2017.
  2. Troxel, Wendy. Sharing the Covers: Every Couple's Guide to Better Sleep. Penguin Books, 2020.
  3. National Sleep Foundation. "Healthy Sleep Tips." sleepfoundation.org.
  4. Harvard Health Publishing. "Blue Light Has a Dark Side." health.harvard.edu.
  5. Grant, Amy. "The Benefits of Yoga for Sleep and Stress." Yoga Journal, 2019.
  6. Anderson, Naomi. Mindfulness and Meditation: Improving Sleep Quality. Harmony, 2018.
  7. Philips, Anna. Digital Detox: Unplug and Recharge to Improve Sleep. Berkley, 2019.  
  8. Smith, Laura. "Creating the Perfect Sleep Environment." Better Sleep Journal, 2021.  
  9. Johnson, Mark. The Role of Diet in Sleep Quality: How What You Eat Affects How You Sleep. Leafy Books, 2020.  
  10. National Institutes of Health. "Sleep Disorders and Sleeping Problems." nih.gov.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun