Akuntabilitas
Ketika AI membuat keputusan, siapa yang bertanggung jawab? Dalam banyak kasus, sulit untuk menentukan siapa yang harus bertanggung jawab jika terjadi kesalahan atau kerugian. Ini menimbulkan tantangan besar dalam menetapkan mekanisme akuntabilitas yang efektif.
Perspektif Global tentang Etika dan Regulasi AI
Di seluruh dunia, negara-negara sedang berusaha untuk mengembangkan kerangka kerja etis dan hukum untuk mengatur AI. Salah satu contoh yang menonjol adalah Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa.
Studi Kasus GDPR Uni Eropa
GDPR, yang mulai berlaku pada Mei 2018, adalah salah satu regulasi privasi data paling komprehensif di dunia. GDPR memberikan hak yang lebih besar kepada individu atas data pribadi mereka dan menetapkan kewajiban yang ketat bagi organisasi yang memproses data tersebut.
GDPR mengharuskan perusahaan untuk mendapatkan persetujuan eksplisit dari individu sebelum mengumpulkan data mereka, dan individu memiliki hak untuk mengakses, mengoreksi, dan menghapus data mereka. Selain itu, GDPR mewajibkan perusahaan untuk melaporkan pelanggaran data dalam waktu 72 jam.
Dampak GDPR
Implementasi GDPR telah memengaruhi cara perusahaan di seluruh dunia menangani data pribadi. Perusahaan perlu menyesuaikan praktik mereka untuk mematuhi persyaratan GDPR, yang sering kali memerlukan investasi besar dalam teknologi dan pelatihan.
Perbandingan dengan Inisiatif Global Lainnya
Selain GDPR, ada beberapa inisiatif global lainnya yang berfokus pada etika dan regulasi AI. Misalnya, di Amerika Serikat, Komisi FTC telah memberikan panduan tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab, sementara di China, pemerintah telah mengeluarkan pedoman etika AI yang menekankan pada pengembangan yang aman dan terkendali.