PR Ada, Asalkan..
Menurut saya pribadi, PR bagusnya tetap ada. Jadi saat anak-anak di rumah, tidak 100 % terbebas dari  urusan sekolah. Jadi sacara tidak langsung, tetap ada tanggung jawab yang harus dikerjakan. Tidak dilaksanakan, ada konsekuensinya. Â
Ini nantinya jadi bekal bagus kerja nanti. Saat pulang kerja, kita tidak otomatis blast seputar kerjaan. Masih terus terbayang, tugas kantor apa lagi yang bekum dikerjakan, atau apa yang akan dikerjakan nanti.
hanya memang, pelajaran zaman sekarang lebih sulit dibandingkan zaman dulu. Bahkan menurut saya, terkadang melewati batas kemampuan siswa. Anaknya kelas 3 SD, tapi pelajarannya seperti kelas 6 SD.
Makanya perlu sekali pelajaran di sekolah disesuaikan kembali dengan kemampuan anak-anak. Biar saat ada PR, mereka bisa mengerjakan sendiri, atau paling tidak belajar kelompok. Soalnya kalau pelajaran susah, orang tua saja banyak yang tidak paham. Akhirnya tidak bisa mengajari anak.
Bahkan karena PR yang banyak, akhirnya anak menyerah, dan PR dikerjakan oleh orang tua. kalau sudah begini, tujuan PR, agar anak-anak kembali mengulangi pelajaran di rumah, tidak akan tercapai. Hanya sekadar mendapatkan nilai saja.
Satu yang tidak kalah penting, PR jangan terlalu banyak. Misalnya dari halaman sekian sampai halaman sekian. Jadi sesuaikan saja. Karena tidak hanya 1 mata pelajaran saja yang memberikan PR, tapi sehari bisa beberapa mata pelajaran.
Intinya menurut saya, PR harus tetap ada, asalkan disesuaikan saja, agar PR tetap bermanfaat bagi siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H