Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imanmu Menentukan Imunmu

4 Agustus 2020   15:57 Diperbarui: 4 Agustus 2020   15:53 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandemi covid-19 masih merajalela. Gerak lajunya belum bisa dihentikan. Sampai hari kemarin, di Indonesia kasus positifnya sudah tembus 113 ribu lebih. Yang meninggal dunia sudah lebih dari 5300 orang. Artinya, corona virus masih berbahaya. Kita semua masih berada di bawah ancamannya. Karenanya, siapa pun tidak boleh menganggapnya enteng. Apalagi sembrono atau ceroboh terhadapnya.

Sekali lengah terhadap penetrasinya yang tak kasat mata itu. Atau sekali anda dikonfirmasi positif terpapar. Mau tidak mau, suka tidak suka, anda harus berurusan dengan rumah sakit. Tidak peduli siapa pun dan apa pun pangkat anda. Untuk sementara waktu harus terkapar dan terisolasi di sana. Otomatis anda akan terenggut dari siapa pun dan apa pun yang anda sayangi dan miliki. Sendirian menatap cemas dua kemungkinan. Sembuh atau harus berangkat ke akhirat.

Maaf, saya tidak sedang menakut-nakuti siapa pun. Saya hanya hendak mengingatkan, bahwa kita semua harus serius menyikapi pandemi ini. Minimal untuk kesehatan dan keselamatan diri dan keluarga kita sendiri. Dalam hal itu, tidak mungkinlah kita akan mengandalkan kepada pihak lain. Setiap orang harus bertanggungjawab atas dirinya sendiri.

Sebab itu, tidak bisa tidak, konsistensi menerapkan protokol kesehatan secara ketat adalah harga mati. Di mana pun, kapan pun dan dalam rangka apa pun. Namun dalam menjalankan gaya hidup normal baru, tidak perlulah kita sampai menjadi paranoid. Kenapa?

Karena di samping pandemi ini memang telah merenggut nyawa 5300 orang lebih, yang sudah sembuh pun ternyata jauh lebih banyak lagi. Yaitu 70,237 orang. Artinya bagi yang sudah terpapar pun, potensi sembuhnya sangat tinggi. Fakta inilah yang membesarkan hati kita. Jika harapan hidupnya jauh lebih besar, kenapa kita harus takut?

Selain itu, ketakutan justru akan sangat merugikan diri kita sendiri. Cengkeraman rasa takut itu akan menggerus habis imunitas tubuh seseorang. Lalu jika imunitasnya sudah merosot, antibodi dalam tubuh menjadi tak mampu mengalahkan semua antigen yang menyerangnya.

Celakanya, ekspresi rasa takut seseorang itu gampang sekali menularnya. Terutama kepada orang-orang terdekat atau pada keluarga sendiri. Sehingga ketakutan justru menjadi "virus tambahan" yang juga membahayakan dirinya mau pun orang lain. Sebab itu, jangan pernah memberi ruang kepada rasa takut. Hati dan pikiran kita sebisa mungkin harus bebas dari rasa takut.

Memang, setiap orang tak mungkin bisa 100% bebas dari rasa takut. Rasa takut adalah respons manusiawi dalam mereaksi hal-hal yang dirasa mengancam dirinya. Tapi ketakutan harus bisa dikendalikan. Sebab kalau tidak kita kendalikan, kitalah yang akan dikontrol oleh ketakutan. Apa bisa menjinakkan ketakutan diri kita sendiri? Sangat bisa! Caranya?

Memperkokoh Iman Kepada Tuhan

Manusia tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal apa pun yang di luar dirinya. Namun sangat dipengaruhi juga oleh hal-hal yang berada di dalam dirinya. Bahkan pengaruh yang dari dalam, biasanya jauh lebih signifikan ketimbang yang dari luar.

"Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Amsal 17:22).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun