Pokoknya pesta ulang tahunku kali ini, harus mewah dan meriah! Niat itulah, yang beberapa hari ini, mendominasi hati dan pikiran David Bandhelo. Untuk mewujudkannya, dia sudah menyediakan anggaran sekian ratus juta rupiah. Segala sesuatu yang terkait dengan acara itu, sudah terus disiapkannya selama dua minggu ini.
Paling sedikit, ada 200 orang yang akan diundangnya. Terdiri dari kerabat dan para temannya. Baik teman sekolah, kuliah, bisnis, gereja mau pun tetangga.Tetapi, seminggu sebelum hari H-nya, David mendapat penentangan yang keras dari kedua orang tuanya. Maka terjadilah perdebatan sengit antara anak dan bapaknya.
"Aku tidak minta uang sepeser pun dari Papa!" David memang mampu biayai sendiri acaranya itu. Pasalnya, David adalah salah satu direktur dari perusahaan milik ayahnya sendiri.
"Bukan itu masalahnya!"
"Aku hanya ingin pakai taman yang di belakang rumah ini saja, Pa..."
"Untuk saat-saat seperti ini, mengundang orang banyak, di mana pun kau adakan, tetep aku tak setuju! Apalagi di taman kita......"
Semula David merencanakan acaranya itu di sebuah gedung. Namun ternyata tak ada satu pun gedung di kotanya, yang mau menyewakannya. Sebab itu, menurutnya, satu-satunya tempat yang paling mungkin adalah taman bunga belakang rumah. Selain karena cukup luas (sekitar 3.000 m2), taman itu milik orang tuanya sendiri.
"Kenapa harus takut pada corona, Pa? Bukankah kita adalah orang yang beragama dan beriman,Pa? Apalagi Papa seorang diakon gereja. Bukankah yang harus kita takuti hanya Tuhan saja? Bukankah yang berkuasa atas nyawa kita adalah Sang Pencipta, dan bukan virus corona? Kalau bukan atas ijin Tuhan, ribuan covid-19 pun tak akan bisa membunuh kita, Pa!" cerocos David mengkhotbai papanya.
"Aku sama sekali tak takut pada corona. Tapi aku tak mau sok-sok-an nantang corona. Ini bukan soal mati atau tidak mati. Tapi aku tak mau hidupku jadi repot, susah dan menderita karena corona. Dan yang penting lagi, aku tidak ingin repotkan, susahkan dan bikin banyak orang lain menderita karena kebandelanku!"
***
Sebagai sesama umat beragama, saya berdoa dan berharap agar tidak ada yang bandel seperti David Bandhelo. Sebuah kebandelan yang sarat egoisme dan arogansi pribadi.