Lalu hasil dari rekaman video itu, rencananya akan dipersembahkan kepada Maria sebagai 'kado terindah' pada Acara Ultahnya. Pikirnya, pasti Maria akan bangga pada dirinya. Seperti bangganya dia, terhadap para tokoh nasional pergerakan mahasiswa. Kalau sudah bangga, maka upaya untuk menaklukkan hatinya, relatif pasti akan lebih mudah.
"Yes, yes, yes....!" pekiknya dalam diam.
Namun, untung tak dapat diraih, dan malang tak dapat ditolak. Entah apa penyebabnya? Ternyata rencana demo besar mahasiswa itu urung terlaksana. Malah bersamaan dengan itu, Puguh pun jatuh sakit akibat flue berat yang menimpanya. Akibatnya, rencana penganugerahan 'kado terindah'-nya buat Maria gagal total.
***
Sebulan berikutnya, sampailah Puguh pada bulan yang sangat bersejarah baginya. Bulan kemenangan dan bulan pembuktian baginya. Bulan di mana ia bersama sekian ratus mahasiswa lain diwisuda sebagai seorang sarjana di Perguruan Tingginya. Sungguh, saat yang sangat membahagiakannya.
Puguh bukan saja bangga karena gelar sarjananya. Tapi pada acara wisudanya itu, ia didampingi oleh tiga orang yang sangat ia hormati. Yaitu, Pak Ilham Zhakarias, istrinya dan Maria Ayudia. Tak pelak lagi kehadiran mereka itu, langsung menjadi salah satu pusat perhatian pada acara tersebut.
"Selamat ya Mas Puguh!," ucap Maria sambil men-cipika cipiki-nya. "Aku percaya, bahwa sukses-sukses yang lainnya akan mengikuti, Mas!" kembali Maria menempelkan pipi kiri dan kanannya atas kedua pipi Puguh. Bahkan disertai dengan memeluk dan menepuk-nepuk pundaknya beberapa detik lamanya. Tentu saja pemuda itu gemetaran. Karena itulah kali pertama, ia diperlakukan secara sangat istimewa oleh putri bosnya itu.
Kalau ditanya, siapa orang yang paling berbahagia saat ini? Puguh pasti akan menjawab, akulah orangnya. Tapi apakah itu berarti Maria juga mencintai dirinya? Puguh sama sekali belum tahu. Namun yang pasti, semua perlakuan spesial Maria Ayudia terhadapnya itu, adalah benar-benar sebuah kado yang paling indah baginya.
==000==
Bambang Suwarno-Palangkaraya, Â 09 Oktober 2019