Angelica Amoria Putri adalah harta terbesarku. Bidadari cilikku itu jauh lebih bernilai ketimbang semua harta yang kupunya. Ia sangat meneduhkan dan membahagiakanku. Kehadirannya benar-benar telah menegakkan kembali harkat kewanitaanku. Hidupku kini menjadi lebih berwarna dan bermakna. Lebih-lebih ketika ia tidak lagi memanggilku, tante. Melainkan sudah mulai menyebutku, bunda.
"Horreeee, aku sudah punya mama lagi!" soraknya sambil melonjak kegirangan. Setiap Angel menyerukan hal itu, setiap itu pula hatiku bergetar. Bahkan kerap pula sampai teteskan air mata haru campur bahagia.
Ia memang bukan anak kandungku. Karena aku masih 23 tahun dan belum menikah. Tapi kemunculannya dalam hidupku yang tak terduga dan tiba-tiba itu; telah kuanggap sebagai sebuah anugerah sekaligus amanah besar dari Tuhan. Sebab itu, aku harus merawatnya sepenuh cinta. Membesarkannya sekuat jiwa raga. Dan mendidiknya sepenuh kasih dan keteladanan.
Ada beberapa kesamaan antara aku dengan dirinya. Aku menjadi yatim piatu sejak berumur 12 tahun. Sedang ia, dari bayi sudah ditinggal ibunya pergi entah ke mana. Sebulan yang lalu aku ditinggal mati oleh tanteku. Dan sebulan yang lalu pula, ayah Angel wafat secara amat tragis. Maka begitu kami dipertemukan Tuhan, seperti ada sebuah magnet besar yang sangat kuat yang langsung mengikat hati kami berdua. Jadilah kami saling membutuhkan. Saling melengkapi dan saling membahagiakan.
Tempo hari, selepas kelar semua acara pemakamannya Donny, sesungguhnya Angel akan dibawa untuk diasuh oleh pamannya. Tapi adik bungsunya Donny itu, tak berhasil membujuknya. Karena ternyata si bidadari mungil itu, bersikeras lebih memilih ikut tinggal bersamaku saja.
Lantas kami pun berdiskusi dari hati ke hati. Aku pun menggaransi akan menyayangi dan membesarkannya seperti anak kandungku sendiri; Karena aku pun harus bekerja, kuberjanji akan mencarikan seorang inang pengasuh anak secepat mungkin. Dan Tonny pamannya, dialah yang akan  menanggung membayar seluruh premi tahunan bagi asuransi pendidikannya Angel.
***
"Bunda, ngapain si Om tadi, kok sering main ke sini?" Angel menanyaiku setelah Bobby pamit meninggalkan rumahku.
"Beliau itu kan teman Bunda, sayang....!"
"Tujuannya apa, kok sering ke sini?"
"Namanya teman, ya pengin ngobrol-ngobrolah...nonton teve bersamalah...."