Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kriminalisasi Sastrawan

6 September 2019   07:55 Diperbarui: 6 September 2019   08:19 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selain sebagai pemilik sanggar senam, Zuleha memang seorang wanita muda pecinta fanatik sastra Indonesia. Karya-karya para penulis wanita terkenal negeri ini lengkap memenuhi koleksi buku di perpustakaan pribadinya. Karya-karya Nh. Dini; Marga T; Mira W.;Ayu Utami; Hanna Rambe; Laksmi Pamuncak; Marianne Katoppo; Dewi Lestari; Leila Chudori; Djenar Maesa Ayu dan yang lainnya ada di sana.

Zuleha pun penikmat berat karya-karya sastrawan pria terkenal negeri ini. Di antaranya seperti, Pramoedya Ananta Toer. WS Rendra; Iwan Simatupang; Gerson Poyk; Remy Sylado; Putu Wijaya; Emha Ainun Najib dan yang lain. Kalau penulis lokal, ya pasti Ajiedharma yang disebutnya sangat berpotensi menjadi sastrawan nasional terkemuka kelak.

Dengan Ajiedharma, Zuleha memang sudah mengenalnya secara pribadi sejak beberapa tahun yang lalu. Maka wajar, jika janda muda ayu itu sangat bersedih mendengar 'musibah' yang menimpa sastrawan itu.

"Mami-mami, Mbak-mbak, dan None-none yang cantik! Di tengah kita, telah hadir seorang aktifis kampus yang sangat cantik dan cerdas. Namanya Dewi Kumala Sari," sela Zuleha. "Beliau sengaja saya undang ke rapat ini, untuk kita mintai pendapatnya. 

Juga apa masukan beliau terhadap musibah yang menimpa Bang Ajie. Sekarang mari kita dengarkan beliau! Silahkan Dinda!" kata Zuleha seraya menyerahkan mikrofon ke Dewi. Tepuk tangan pun menggemuruh lagi menyambutnya.

Selanjutnya dengan senang hati Dewi mempaparkan pandangan pribadinya terkait topik yang sedang dibicarakan dalam rapat tersebut. Pertama, ia sebutkan bahwa secara pribadi, ia belum kenal dengan Ajiedharma. 

Tapi ia mengakui, bahwa dirinya adalah salah satu pengagum berat karya-karyanya. Jadi sedikit banyak, Dewi sudah mengenal jalan pikiran sang sastrawan itu lewat tulisan-tulisannya. Dan dalam banyak hal ia sepandangan dengan Ajiedharma.

Kedua, menurutnya akhir-akhir ini, karya-karya Ananta memang kian lugas, tajam dan sarat satire terhadap kebijakan penguasa dan para pejabat kota. Juga sering mengkritik keras ulah para politisi bermental feodal. Sebab itu, mudah dipahami jika sampai ada yang kebakaran jenggot atau tidak nyaman terhadap ulasan-ulasan si penulis ganteng itu.

Ketiga, Dewi siap mengerahkan para mahasiswa untuk bersama-sama komunitas emak-emak mendatangi Markas Polres. Guna berunjukrasa menentang praktik kriminalisasi tersebut. Karena menurutnya, praktik-praktik abuse of power dari aparat sudah tak relevan lagi di zaman ini. Maka harus digugat bersama-sama.

Itu yang terungkap ke permukaan. Tapi sebenarnya ada yang hanya mengendap di hati si aktifis cantik itu. Tak lain dan tak bukan, ternyata Dewi sendiri pun sejatinya sangat ingin berkenalan secara pribadi dengan sang sastrawan itu. Bahkan kalau mungkin, ia juga sangat siap menjadi kekasihnya. 

Artinya, ia siap berkompetisi dengan Zuleha dalam memperebutkan hati sang sastrawan. Karena Zuleha belum menyadari perkara itu, maka Dewi merasa sangat diuntungkan posisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun