"Kira-kira apa feeling-mu saat ini tentang dia?"
"Yang ada di hatiku saat ini adalah rasa takut, Kak. Aku takut kalau di sana ia menjadi setan gundul...."
"Sejak kemarin kamu sebut-sebut Zieko begitu. Apa sih maksudnya?" desak Nina.
"Ya seperti yang disinggung oleh Andi Arief, Wasekjen Partai Demokrat itu lho, Kak..."
"Maksudmu seseorang atau sekelompok orang yang membisiki Pak Prabowo tentang perolehan suara yang 62 % itu? Apa hubungannya dengan mereka? Apa pacarmu itu kader Gerindra atau salah satu dari partai koalisinya?"
"Soal menjadi kader partai apa, aku nggak tahu persis. Mungkin saja ia kader, tapi mungkin juga tidak. Karena selama ini, ia tak pernah bicara soal itu padaku..."
"Kalau bukan kader, lalu apa kaitannya dengan kubunya Pak Prabowo?"
"Razieko itu kan orang cerdas lho, Kak. Dia adalah sarjana statistika yang cemerlang. Lulus dengan predikat cum laude. Dia juga sangat menguasai IT. Bisa saja dia direkrut oleh BPN Prabowo-Sandi..."
"Direkrut sebagai apa?" tanya Nina antara percaya dan tidak.
"Ya, masuk sebagai anggota tim yang mengerjakan real count internal mereka. Hasil hitungan merekalah yang disampaikan ke Pak Prabowo. Lalu para pembisik itulah yang disebut oleh Andi Arief sebagai setan gundul."
"Itu spekulasimu," ujar Nina, "Tapi menurutku, apa pacarmu itu masuk ke tim BPN atau tidak, ia memang pantas kalau disebut setan gundul."