Paskah yang Megah

Bumi gelap, menggempa gemetar

Tabir Bait Allah terbelah, kubur-kubur pun ternganga

Arwah orang-orang kudus bangkit ziarah. Bukit-bukit batu terpecah

Penjahat kakap bertobat dan Firdaus melambainya

Selepas sembahkan nyawa demi puaskan keadilan Bapa   demi pikul dosa-dosa dunia, demi garansi kemerdekaan insani,                      
Penebusku tergolek di gua cadas rapat tergembok

Lihatlah, para imam pongah melonjak, para pakar Taurat sengak berjingkrak, dan khalayak banyak latah sontak bersorak.                                         Kejemawaan semesta berpagutan dengan kuasa hitam, semburkan racun tuba dusta, melenggak liuk rayakan klaim kemenangan imitasi.

Mereka berorasi kangkangi etika. Seolah takhta nirwana sudah tergenggam. Sampai tawanya membahana cemari angkasa logika.                             Lawakan itu wujud kebusuk-rakusan jiwa-jiwa kerdil yang kalap. Yang menegasi keluhuran kasih paling tulus.

Tapi itu hanya beberapa kejap, hanya tiga kerdipan fajar. Ya, hanya tiga kerdipan fajar saja

Karena Sang Juruselamat telah bangkit

Dia injak-injak sengat maut yang memagut

Kristus peragakan perkasa-Nya remukkan kuasa dosa

Penebusku peluk kemenangan dan kembali berjaya

--Camkan, kedengkian jiwa tak pernah meraja semesta. Keculasan luruh merapuh di depan kesejatian kasih. Bagaimana pun keagungan Cintalah yang memahkota--

Itulah kebangkitan yang gagah. Itulah kemenangan hakiki. Menjadi fondasi iman pewaris Kerajaan Surga. Yang bangkitkan para tebusan-Nya pada waktunya.   

Oh,....Paskah yang megah!

==000==

Bambang Suwarno-Palangkaraya, 21-04-2019