Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Responden Survei Tak Ramah pada Prabowo?

5 April 2019   21:30 Diperbarui: 5 April 2019   21:47 1438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beban berat masa lalu itu, pasti akan mempengaruhi kinerjanya apabila dia terpilih jadi presiden. Sebab itu, mayoritas responden dalam survei tak mau memilihnya.

Keempat, Kurang Berpengalaman
Di luar lingkup kemiliteran dan keamanan, mantan Danjen Kopasus itu belum pernah menunjukkan prestasi yang bisa dinikmati oleh orang banyak. Dia hanya mantan jenderal lapangan yang pengalamannya tentu terbatas. Hanya sebatas merancang dan memberi komando pada anak buahnya untuk melaksanakan perintah kemiliteran.

Belum mempunyai pengalaman administrasi pemerintahan. Belum pernah menjadi bupati, walikota atau gubernur. Artinya belum menguasai liku-liku birokrasi. Atau belum pernah juga menjadi anggota legislatif maupun yudikatif.

Gaya kepemimpinan komandonya pasti berbeda jauh dengan norma manajemen sipil yang lebih menekankan musyawarah. Dalam hal ini, akan kalah jauh dibanding dengan pengalaman Jokowi.

Kelima, Dilingkari Orang-orang yang Mengeksploitasi Agama dalam Berpolitik
Meski praktik dan keyakinan agama Prabowo sendiri banyak diperdebatkan, orang-orang di sekelilingnya tidak mempermasalahkannya. Tapi yang memprihatinkan, adalah cara-cara berkampanye mereka. Orang-orang yang melingkari Prabowo telah memanfaatkan sentimen keagamaan yang sangat beresiko memecah belah umat dan bangsa.

Proses pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pemilihan Gubernur DKI 2017 menjadi contoh yang tak terbantahkan. Sebab itu, bagi mayoritas responden survei yang sangat mendambakan kesejukan, toleransi, persatuan dan keutuhan bangsa; sangat enggan untuk memilih dudanya Titiek Soeharto itu.

Keenam, Nasionalisme yang Ambiguistis
Di satu sisi, Prabowo memposisikan dirinya sebagai ultra nasionalis dan anti asing. Tapi ia sendiri pernah menyatakan bahwa dirinya adalah produk asing dan berkiblat ke Barat. Di Amerika dalam suatu forum, Hasyim adiknya, pernah berjanji. Bahwa jika Prabowo terpilih, akan membuka Indonesia selebar-lebarnya buat Amerika. Juga buat kawan-kawan negeri yang lain.

Ambiguisme seperti itu, sama sekali akan menimbulkan ketidakjelasan dan kebingungan pada banyak orang. Yang pada ujungnya justru akan menggerus simpati sekaligus suara dari para calon pemilih terhadap dirinya sendiri.

Ketujuh, Tipe Pemimpin yang Pesimistis
Putra Begawan Ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo itu ternyata seorang pemimpin yang sangat pesimistis. Boleh dikata, dia adalah capres pertama di negeri ini, yang memakai taktik menebar pesimisme dan ketakutan kepada rakyat banyak. Hanya berdasarkan sebuah karya fiksional, ia menyatakan bahwa dirinya harus menang. Sebab jika kalah Indonesia akan bubar dalam waktu yang tak terlalu lama.

Beliau tegaskan, bahwa hanya dirinyalah yang bisa menyelamatkan negeri ini dari kehancuran. Sebuah pesimisme yang bercampur kejemawaan.

Dan pendukungnya juga menebar kebohongan tentang adanya invasi puluhan juta tenaga kerja asing yang akan merampas kesempatan kerja bagi warga negara sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun